Mendag: 700 Desa Masuk Peta Ekspor, Siap Sumbang Devisa Negara
Menteri Perdagangan Budi Santoso saat melepas ekspor kakao fermentasi dari Kabupaten Jembrana--Foto Antaranews.com
"Pasar global itu luas dan beragam. Ada segmen untuk bahan mentah, setengah jadi, maupun produk jadi. Kami akan bantu desa agar mampu masuk ke pasar produk jadi, meskipun secara bertahap," tambahnya.
Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Riza Patria menegaskan bahwa desa di Indonesia memiliki potensi besar, terutama di bidang pertanian, budaya, dan produk inovatif.
Ia mengingatkan pentingnya menjalankan program ekspor desa sesuai prinsip 3T yakni Terbaik, Terbanyak, Tercepat.
"Kita tidak boleh santai. Produk-produk desa harus terbaik kualitasnya, dalam jumlah yang banyak, dan cepat masuk ke pasar. Ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekonomi desa, dan pada akhirnya menyejahterakan masyarakat," tegasnya.
Di Bali, Kabupaten Jembrana menjadi salah satu contoh keberhasilan program ini.
13 desa dengan 609 petani kakao berhasil menembus pasar internasional dengan ekspor kakao fermentasi senilai lebih dari Rp 12 miliar ke Prancis.
BACA JUGA:Gara-Gara Teguran, 3 Pengamen Diamankan Polisi Usai Keroyok Security di Bencoolen Mall
BACA JUGA:Baznas dan Ivan Gunawan Kolaborasi, Bantuan 45 Ribu Liter Air Bersih Disalurkan ke Gaza
Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menilai program ini sebagai strategi penting untuk memperkuat ekonomi kerakyatan.
“Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta, harapannya Jembrana dapat menjadi salah satu pionir desa ekspor yang berdaya saing tinggi di pasar global,” ucapnya.
Selain Prancis, kakao fermentasi asal Jembrana juga diminati pasar di Jerman, Belanda, Belgia, Jepang hingga Australia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


