Awards Disway
HONDA

Jurnalis India dan Indonesia Memaknai Jurnalisme Data: Seni Menemukan Cerita di Balik Angka dalam Era Digital

Jurnalis India dan Indonesia Memaknai Jurnalisme Data: Seni Menemukan Cerita di Balik Angka dalam Era Digital

Jurnalisme data jadi kunci di era banjir informasi. Bloomberg hingga Investor Trust tekankan pentingnya literasi data, verifikasi, dan framing positif.--dokumen/rakyatbengkulu.com

T (Trend): cari pola naik-turun.

O (Outlier): soroti data yang menyimpang.

R (Relevance): hubungkan dengan kepentingan publik.

Y (Your View): sertakan analisis atau sudut pandang jurnalis.

“AI bisa membantu mengolah data, tapi nilai utama jurnalis ada pada Your View. Itu tidak bisa digantikan mesin,” jelasnya.

Nitin juga menekankan prinsip komunikasi 3F: First, Fast, Factual. Menurutnya, menyajikan satu hingga tiga data poin yang fokus lebih efektif dibanding menjejalkan terlalu banyak angka.

BACA JUGA:Perkuat Hubungan Bilateral, Konsul Jenderal India di Medan Kunjungi Bengkulu

BACA JUGA:Gubernur Helmi Sambut Konsul Jenderal India, Bengkulu Siap Jalin Kerja Sama Strategis

Blind Spot dan Perspektif Baru

Nitin mendorong jurnalis agar berani mencari blind spot—isu penting yang sering luput dari perhatian. Ia mencontohkan krisis iklim yang baru mendapat sorotan puluhan tahun setelah revolusi industri.

Di sektor teknologi finansial, misalnya, banyak berita hanya menyoroti investasi besar dan unicorn. Padahal, menurut data, 70–80 persen dana justru terserap ke pinjaman dan payment gateway, bukan pada inklusi keuangan.

“Di situlah cerita yang lebih relevan dan berbeda,” ujarnya.

Ia juga mendorong framing positif berbasis data. “Isu menua tidak selalu beban, tapi bisa menjadi aset. Itu bukan memutarbalikkan fakta, melainkan memberi perspektif baru,” tambahnya.

BACA JUGA:Makanan India Pani Puri dan Somtam Thailand Viral di Bengkulu, Ini Tempatnya!

BACA JUGA:Benteng, Komunitas, Suara Laut dan Pintu

Senada dengan Nitin, Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, menekankan bahwa literasi data adalah kunci jurnalisme modern. “Angka memperkuat argumen, tapi harus dimaknai dengan benar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: