Live TikTok Jadi Ladang Cuan Baru di Tengah Sulitnya Lapangan Kerja, Begini Caranya Dapat Uang!

TikTok menerapkan sejumlah syarat agar pengguna bisa mengakses fitur TikTok Gift, di antaranya:

• Lokasi pengguna harus berada di wilayah yang mendukung fitur TikTok Gift
• Berusia minimal 18 tahun
• Memiliki 1.000–10.000 pengikut, dan akun aktif minimal 30 hari
• Telah mengunggah setidaknya satu video publik dalam 30 hari terakhir
• Bukan akun bisnis, politisi, pemerintahan, atau lembaga masyarakat
• Konten harus mematuhi Panduan Komunitas dan Ketentuan Layanan TikTok

Beberapa gift TikTok yang sering dikirim saat live memiliki nilai berbeda, tergantung jumlah koinnya. Berikut perkiraan harganya:

• Mawar, Logo TikTok, Kopi (1 koin): Sekitar Rp250
• Jari Hati, Panda, Mikrofon (5 koin): Sekitar Rp1.250
• Gamepad, Lollipop (10 koin): Sekitar Rp2.500
• Topi Penyihir (177 koin): Sekitar Rp44.250
• Balon Joget (300 koin): Sekitar Rp75.000
• Kembang Api (1.088 koin): Sekitar Rp272.000
• Singa (29.999 koin): Sekitar Rp7.499.750

Gift tersebut akan dikonversi menjadi diamond, lalu dapat diuangkan sesuai dengan kebijakan TikTok. 

Semakin banyak gift yang diterima, semakin besar pula potensi penghasilan kreator.

Namun perlu diingat, TikTok mengambil komisi dari setiap gift yang diterima. 

BACA JUGA:Strategi Pembangunan Kabupaten Kepahiang Menyikapi Turunnya TKDD dari Pemerintah Pusat ke Daerah

BACA JUGA:Upaya Kabur ke Kabupaten Gagal, Pelaku Pencurian Motor Yamaha Frego di Kota Bengkulu Berakhir di Tangan Polisi

Artinya, uang yang bisa dicairkan tidak sebesar jumlah koin yang tampil di layar. Banyak kreator yang mengira bisa cepat kaya, padahal harus live berjam-jam setiap hari hanya untuk mendapatkan penghasilan yang layak.

Meski menjanjikan, ketergantungan penuh pada TikTok Live juga mengandung risiko tinggi. 

Kebijakan TikTok bisa berubah sewaktu-waktu. 

Fitur live bisa dibatasi, akun bisa ditutup tanpa pemberitahuan, dan ini bisa membuat para kreator kehilangan sumber pendapatan utama secara tiba-tiba.

Di sisi lain, pemerintah memiliki pandangan beragam terhadap fenomena ini.

 TikTok dianggap sebagai media strategis untuk menjangkau generasi muda, termasuk untuk kampanye politik.

 Namun, ada juga kekhawatiran tentang penyebaran informasi tidak relevan, politisasi isu sosial, dan pengaruh terhadap fokus anak muda dalam partisipasi politik.

TikTok saat ini bukan lagi sekadar platform hiburan. 

Sumber: