HONDA

Stiker Miskin Tak Permalukan Warga

Stiker Miskin Tak  Permalukan Warga

KEPAHIANG – Plt. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kepahiang, Julian Muda Parsah, S.ST menegaskan bahwa pemasangan stiker miskin di rumah warga yang dinilai tidak mampu, bukanlah untuk mempermalukan warga terkait. Pemasangan dilakukan sebagai bentuk keterbukaan publik, agar masyarakat bisa mengetahui siapa saja warga yang memang berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah, khususnya terkait program bantuan keluarga miskin. Menurut Julian, saat ini  sudah banyak jenis bantuan yang disalurkan oleh pemerintah. Mulai dari bantuan sembako APBD Kepahiang, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) dan sejumlah bantuan lainnya. ‘’Saya lihat sekarang mayoritas desa sudah melakukan pemasangan stiker terhadap warga penerima bantuan, tapi belum seluruhnya. Ke depan kita juga meminta para kades dan lurah agar bisa memprogramkan itu, sehingga bisa diketahui yang mana masyarakat mendapatkan bantuan sesuai dengan jenisnya masing-masing," kata Julian. Pemasangan stiker yang dilakukan pihak desa dan kelurahan nantinya dengan membuat tulisan yang tidak menyinggung masyarakat desa setempat. Artinya sebelum melakukan pembuatan stiker, terlebih dahulu dilakukan musyawarah antara masyarakat dan perangkat pemerintahan setempat. Ia juga berharap kepada masyarakat Kepahiang selaku penerima bantuan jangan tersinggung bila rumahnya di pasang stiker, karena tujuannya baik untuk keterbukaan publik. ‘’Jadi masyarakat sudah mengetahui rencana pemasangan stiker tersebut, karena sebelumnya sudah mendapatkan bantuan, walaupun jenis bantuan buat keluarga miskin untuk saat ini berbeda-beda, sesuai dengan kategorinya. Untuk tulisannya perlu dikoordinasikan sesama perangkat desa yang intinya tidak menyinggung hati masyarakat penerima bantuan," sampai Julian. Koordinator PKH Kabupaten Kepahiang, Arif Muzakar, SE mengatakan, total penerima PKH di Kabupaten Kepahiang 5.791 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tersebar di 8 kecamatan. Sepanjang 2020 terdata sebanyak 115 KPM yang telah mengundurkan diri, lantaran merasa sudah mampu.  "Secara umum, kami sangat mendukung pemasangan stiker di rumah penerima bantuan. Bisa menggugah hati masyarakat yang merasa sudah mampu, akhirnya secara sadar mundur sebagai penerima program. Karena dari total 115 KPM yang mengundurkan diri, ada diantaranya menyatakan mundur setelah rumahnya dipasangi stiker selaku penerima bantuan dari pemerintah,’’ demikian Arif.(sly)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: