Vaksin Covid-19 Buatan Inggris Tunjukkan Respon Positif
JAKARTA - Seluruh negara berlomba untuk menghasilkan vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Selain Tiongkok, ada pula Inggris. Universitas Oxford sudah mencapai tahap ketiga pengujian vaksin untuk Covid-19.
Ilmuan di Universitas Oxfor sedang mengembangkan vaksin Covid-19 yang diberi nama ChAdOx1 nCoV-19. Dari hasil uji klinis tahap I dan II menunjukkan kandidat vaksin ini aman digunakan. Bahkan pada percobaan yang dilakukan diingris, seluruh partisipasn menunjukkan 100 pengembangan antibody. Vaksin ini memproduksi sel darah putih dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi. Sementara respon antibodi terjadi dalam 28 hari.
Selanjutnya dilakukan uji klinis tahap tiga. Dalam uji klinis kali ini melibatkan anak-anak dan percobaan tak hanya dilakukan di Inggris. Namun juga di Amerika, Brasil, dan Afika. Kerjasama riset ini dilakukan bersama dengan AsrtaZenaca, salah satu perusahaan farmasi. Wakil Presiden Eksekutif Penelitiandan Pengembangan Biofarmasi AstraZeneca Mene Pangalos menyatakan bahwa perusahaanya cukup optimis dengan percobaan ini.
Kerja sama Universitas Oxford dengan AstraZeneca ini akan melakukan pengembangan klinis. Kemudian memproduksi vaksin secara global. Pemerintah Inggris mendukung dan mendanai proyek ini sebesar £84 juta atau setara Rp 1,6 triliun, untuk membantu percepatan pengembangan vaksin tersebut.
”Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, data hari ini meningkatkan kepercayaan diri kami bahwa vaksin dapat berfungsi,” ujar Mene. Menurutnya, AstraZeneca berencana melanjutkan produksi vaksin dalam skala besar jika uji klinis tahap akhir terbukti berhasil. Sejauh ini komitmen untuk memasok lebih dari 2 miliar dosis vaksin telah disepakati oleh Inggris, Amerika Serikat, Aliansi Vaksin Inklusif Eropa (IVA), the Coalition for Epidemic Preparedness (CEPI), Gavi the Vaccine Alliance, dan Serum Institute of India.
Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham mengungkapkan negaranya beruntung memiliki peneliti-peneliti luar biasa. Apalagi telah bekerja sama dengan tim global. ”Kemitraan ini bekerja dengan kecepatan luar biasa untuk menunjukkan hasil uji klinis dari vaksin chadox ini yang terbukti aman dan efektif dalam melindungi publik dari infeksi COVID-19,” bebernya.
Kemarin, AstraZeneca dan University of Oxford juga menandatangani perjanjian mengembangkan dan memproduksi vaksin Covid-19 untuk masyarakat Inggris. AstraZeneca akan memproduksi 100 juta dosis untuk Inggris secara total.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, dan chargé d'affaires, Rob Fenn mengatakan terlalu dini untuk kita menyatakan kemenangan. ”Saya merasa optimis, tapi tetap hati-hati,” tuturnya.
Dalam kondisi normal, sebuah pengembangan vaksin biasanya membutuhkan waktu 10-15 tahun. Meskipun hasil uji klinis dari Unversitas Oxford sangat positif. ”Inggris tetap percaya bahwa sebaiknya kita tidak terlalu mengandalkan satu jenis vaksin saja,” kata Rob. (lyn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: