Pertalite Dihapus Perlahan
JAKARTA, rakyatbengkulu.com – Tidak hanya Premium, pemerintah juga bakal menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Alasannya memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih menuturkan, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan. BACA JUGA: BBM Didrop dari Terminal Pertamina Tetangga
Roadmap itu membuat Pertalite akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik nantinya.
‘’Bakal ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax,’’ ujarnya melalui keterangan resminya.
Soerja menjelaskan, Indonesia kini memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) digantikan dengan Pertalite (RON 90). Jenis RON 90 sendiri menjadi bahan bakar antara menuju BBM yang ramah lingkungan.
Sedangankan, RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Proses shifting Pertalite ke Pertamax itu juga terus dibahas agar peralihan tersebut tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
‘’Sehingga kita juga mencermati volume Pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat,’’ tambahnya.
Soerja melanjutkan, perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen.
Selanjutnya dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27 persen. Sementara itu. Pertamina memproyeksikan lonjakan konsumsi BBM selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tak sampai 5 persen. BACA JUGA: Masa Pandemi, Separuh Anak PAUD Berangkat Belajar dalam Kondisi Lapar
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan NusaTenggara (Jatimbalinus) Deny Djukardi mengatakan, satuan tugas (satgas) Nataru sudah dibentuk sejak 29 November lalu.
Mereka bertugas untuk mengantisipasi permintaan berlebih hingga 10 Januari nanti.
’’Kami sudah melakukan proyeksi dan mengantisipasi konsumsi berdasarkan kalkulasi tersebut,’’ paparnya dalam media briefing persiapan Nataru.
Pada periode kali ini, pihaknya memperkirakan dua kali puncak lonjakan konsumsi BBM.
Yakni, pada momen Natal yang diperkirakan sudah ramai malam (23/12) dan (24/12). Kenaikan selanjutnya diperkirakan bakal terjadi pada 31 Desember.
Menurut Deny, pemerintah meniadakan cuti bersama membuat sebagian besar mobilisasi masyarakat bakal berlangsung dalam waktu singkat dan cenderung wilayah lokal.
’’Mungkin beberapa ada yang memilih libur panjang. Tapi, melihat kebijakan dan kondisi saat ini, kebanyakan masyarakat liburan di provinsi masing-masing,’’ ujarnya.
Oleh karena itu, di wilayah Jatimbalinus, lonjakan Nataru dipredujsu mencapai 4 persen. Namun, di wilayah Jatim sendiri, proyeksi konsumsi diperkirakan hanya bakal tumbuh 1 persen.
Dari 19.085 kilo liter per hari (KL/hari) menjadi 19.900 KL per hari. BACA JUGA: Mall Disesaki Pengunjung
“Kenaikan teranyak berupa gasoline (bensin, Red). Soal gasoil (solar, Red), kami perkirakan tidak ada lonjakan karena kegiatan ekonomi biasanya berhenti di saat Nataru,” ucapnya.
Soal antisipasi lonjakan, pihaknya telah menambah pelayanan di area tol Trans Jawa berupa kiosk modular (Pertashop) dan kiosk kemasan sebanyak lima di ruas jalan tol seperti Rest Area KM 678B, 695A, 792A, 792B, serta tol Pandaan Rest Area KM 66A.
BUMN Migas itu juga menyiagakan Mobil Tankistandby sebanyak 2 unit, Pertashop 10 unit, Pertamina Delivery Service (PDS) 84 unit, Agen LPG Siaga dan Outlet LPG Siaga yang tersebar di 7.118 titik. (dee/bil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: