HONDA

Nelayan Pikul Ikan Hingga 300 Meter

Nelayan Pikul Ikan Hingga 300 Meter

IPUH, rakyatbengkulu.com – Luar biasa perjuangan nelayan Pantai Ipuh untuk mengangkut ikan hasil tangkapannya dari melaut. Harus memikul ikan dengan jarak tempuh antara 200 meter hingga 300 meter.

Membawa ikan dari tempat perahu mendarat di bibir pantai, hingga ke pondok atau ke tempat yang bisa diakses kendaraan bermotor roda dua. Ini sudah terjadi sebulan terakhir.

Nelayan harus bersusah payah agar ikan hasil tangkapannya bisa dijual ataupun dijemur. Dengan terlebih dahulu dibawa ke daratan yang bisa diakses kendaraan.

Padahal ikan yang dipikul tidak ringan. Hingga empat orang, agar beban ikan yang dibawa agak sedikit ringan. Kondisi medan yang dlintasi pun tidak mudah. Harus menginjak panasnya bebatuan kerikil di bibir pantai dan pasir panas.

Jangan dikira sudah selesai. Rintangan berikutnya, nelayan harus mendaki susunan kubus beton yang tingginya hampir semeter dan melewati batu-batu besar.

Kemudian menaiki bangunan beton yang tingginya lebih dari 1,5 meter. Tidak jarang terlihat mereka harus terlebih dahulu berhenti istirahat di tengah perjalanan.

Baru kemudian melanjutkan hingga sampai ke pondok atau ke tempat yang sudah bisa diakses sepeda motor. Selanjutnya menggunakan motor ikan tersebut dibawa ke pondok nelayan.

Setelah itu, mereka harus kembali lagi ke perahu. Jika hasil tangkapan sampai lebih dari satu piece, maka aktivitas serupa harus kembali mereka lakukan. Belum lagi harus kembali mengamankan perahu dan mesin tempel yang digunakan. Juga mengangkat alat tangkap yang digunakan melaut.

Sehingga setelah pulang melaut, mereka harus menempuh jalan kaki dengan beban bisa sampai lebih dari 4 kali, dan tanpa beban hingga 3 kali. Dengan jarak sekali tempuh, antara 200 meter sampai 300 meter.

Kondisi itu terpaksa dilakoni nelayan di Pantai Ipuh akibat terjadinya pendangkalan alur yang disebut nelayan setempat, Pian Daka. Alur air yang terlebih dahulu jika hendak masuk, melewati mulut muara Sungai Muar ini, menjadi tempat nelayan menambatkan perahu atau jokong (sebutana setempat). Kini, alur tersebut tidak dapat dimasuki perahu.

Terutama saat nelayan pulang dari melaut. Salah satu nelayan, Amiril warga Desa Medan Jaya Kecamatan Ipuh berharap pemerintah dapat membantu kesulitan nelayan.

“Mohon pada pemerintah, apakah pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten. Lihat kami, pikirkan nasib kami nelayan Ipuh ini,” tandas Amiril.

Nelayan lainnya, M. Jais warga Desa Tanjung Harapan Kecamatan Ipuh mengatakan, sebelumnya Pian Daka aman dilalui. Terlebih lagi setelah sempat dibangun bangunan yang menjorok ke tengah muara. Namun karena kondisi alam, Pian Daka kembali dangkal. Lumpur dan pasir terus menerus menumpuk. Sementara tidak ada kegiatan pemeliharaan.

“Pian Daka sekarang ini sangat dangkal. Tidak sampai selutut lagi dalamnya. Bagaimana jokong mau masuk. Bagusnya ada pengerukan atau pemeliharaan rutin. Kami mohon perhatian pemkab,” sampainya.(hue)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: