HONDA

Duka Nurul Arifin Kehilangan Putri Sulung

Duka Nurul Arifin Kehilangan Putri Sulung

JAKARTA, rakyatbengkulu.com - Kabar duka datang dari mantan artis yang juga anggota DPR Nurul Arifin. Putri sulungnya, Maura Magnalia meninggal dunia menuturkan jika dirinya tidak mengetahui berapa cantik, cerdas, dan tangguh.

Maura meninggal dalam usia 27 tahun. Dia ditemukan tidak bernyawa di atas meja makan. Sekitar pukul 02.00 kemarin (25/1), dia berada di meja makan.

Saat itu Nurul dan keluarga sedang tidur. Beberapa jam kemudian, Maura ditemukan sudah wafat di atas meja makan oleh asisten rumah tangga.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan, kematian anaknya sangat mendadak. Menurutnya, Maura meninggal dunia karena serangan jantung.

“Mendadak sekali,” ungkapnya. Mayong Suryo Laksono membeberkan bahwa Maura sempat dilarikan ke rumah sakit 30 menit sebelum dinyatakan meninggal dunia pada pukul 05.37.

Saat itu, kondisi Maura sudah tidak sadarkan diri. Namun upayanya memberikan pertolongan untuk Maura gagal. “Jadi dia sudah lemas dan dingin (badannya, Red). Dan ternyata tidak tertolong,” papar Mayong.

Jenazah Maura akan dimakamkan di San Diego Memorial, Karawang hari ini (26/1). Nurul mengatakan, Maura merupakan anak yang cantik, cerdas, dan tangguh. Dirinya sangat kehilangan anaknya yang sangat disayanginya. Dia merasa Maura pergi begitu cepat.

“Kami akan selalu merindukanmu,” tutur politisi yang berlatarbelakang artis itu. Nurul memastikan bahwa Maura tidak memiliki riwayat penyakit apapun semasa hidupnya. Namun dia membenarkan, di masamasa terakhir hidupnya, kondisi mental Maura tengah terguncang.

Maura disebut tengah mengalami depresi hingga mengharuskan dirinya berkonsultasi dengan psikolog. Menurut Nurul, hal itu merupakan dampak negatif dari pandemi Covid-19 yang dirasakan putrinya.

“Banyak orang frustasi karena nggak bisa bergaul bebas. Berinteraksi sulit. Ya mungkin anak salah satu korban dari ini semua,” beber pemain film Naga Bonar tersebut.

Selain itu, tambah Mayong, kondisi Maura drop karena kurang tidur. Sebab beberapa hari terakhir, mahasiswi University of Sidney, Australia itu tengah sibuk menyiapkan segala kebutuhan untuk merayakan wisuda S2-nya pada Maret mendatang.

Di sisi lain, Maura juga tengah dihadapkan pada pilihan berat perihal kariernya. “Dia diterima kerja di Bali, tapi dia lagi mikir berangkat atau tidak. Mungkin stres beberapa hari nggak tidur,” jelas Mayong.

Dia pun mengaku tak menyangka, masalah tersebut mempengaruhi kondisi fisik maupun psikis anak gadisnya yang bercita-cita sebagai dosen itu.

“Ternyata ada beberapa hal yang tidak bisa dideteksi oleh kita semua. Mungkin Maura juga tidak menyangka akan secepat itu (meninggal, Red),” terangnya.

Kepergian Maura bukan hanya meninggalkan luka mendalam. Sebelum ajalnya tiba, Maura sempat membuat buku yang menggambarkan kepribadiannya. Namun, kata Nurul, sampai saat ini buku tersebut belum mendapatkan penerbit karena dianggap kontroversial.

“Buat saya dia memang pemberontak, nyentrik, dan anti mainstream. Dengerin lagunya aja semacam lagu metal,” ujar Nurul. (shf/ayi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: