100 Ha Sawah sudah Alih Fungsi, Mayoritas jadi Kebun Sawit
Panen Raya Padi di Desa Sri Kuncoro. Foto: jeri/rb--
BENTENG, rakyatbengkulu.disway.id - Berdasarkan pendataan dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Benteng, area perawahan di kabupaten ini saat ini hanya tinggal 280 hektare (Ha).
Jumlah ini berkurang cukup drastis jika dibandingkan dengan luasan hamparan persawahan beberapa tahun lalu. Berkurang luasan area persawahan ini tak lepas dari petani yang mengalih fungsikan sawah mereka.
Kepala Distan Kabupaten Benteng, Endang Sumantri SH MH, melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Feni Paneri SP mengatakan, beberapa tahun yang lalu berdasarkan data di Distan, jumlah hamparan sawah di Benteng seluas 3.80 Ha. Namun karena 100 Ha sawah sudah beralih fungsi, saat ini area persawahan di Kabupaten Benteng hanya menyisakan 280 Ha.
“Sebagian besar, area persawahan dialih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Para petani terpaksa melakukan alih fungsi dikarenakan beban perekonomian yang membuat mereka harus mendapatkan sumber penghasilan baru. Sebab banyak lahan sawah yang dialih fungsukan tersebut tidak memiliki sarana dan prasarana (Sapras) pendukung yang sangat dibutuhkan petani. Terutama, belum tersedianya jaringan siring irigasi yang mengalir ke lahan sawah,” ungkapnya.
BACA JUGA:Irigasi Darurat Jebol, Sawah Tiga Desa Terancam Kering
Di Kabupaten Benteng ini wilayah yang banyak area persawahan terdiri dari Kecamatan Pondok Kelapa, Kecamatan Karang Tinggi dan Kecamatan Taba Penanjung. Untuk mengatasi semua ini pihaknya bukan tak melakukan upaya apapun.
Sebab untuk mencegah terjadi alih fungsi lahan ini pihaknya telah berupaya untuk terus memberikan bantuan kepada para petani, baik itu dari bibit padi terbaik, pupuk hingga alsintan.
“Bahkan terbaru, sesudah pelaksanaan upacara bendera peringatan HUT Kabupaten Benteng yang ke 14, melalui Penjabat Bupati Benteng, sudah diberikan lima unit mesin perontok padi kepada lima kelompok petani.
Kedepan kami sangat berharap juga bantuan dari pemerintah Provinsi hingga agar lebih banyak lagi bantuan yang bisa kita berikan kepada para petani di Kabupaten Benteng. Kami juga terus mengajukan proposal bantuan ke pusat untuk para petani kita ini,” paparnya.
Sementara itu, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Ir. Ricky Gunarwan mengatakan, memang tak bisa dipungkiri jika pada saat ini banyak sekali area persawahan yang beralih fungsi, ia meminta kepada Pemkab Benteng untuk selalu mengawasi semua ini.
BACA JUGA:DTPHP Provinsi Turunkan Tim Respon Keluhan Hama Wereng Sawah Lebong Selatan
Apalagi Kabupaten Benteng ini merupakan daerah penyangga kota Bengkulu yang sangat rawan sekali beralih fungsi. Pemprov juga sudah menerbitkan Perda Lahan Berkelanjutan, maka tidak ada lagi namanya lahan sawah yang beralih fungsi.
“Pada intinya kami bersama Pemkab Benteng akan bersama-sama untuk melakukan pencegahan alif fungsi lahan sawah yang ada di Kabupaten Benteng. Salah satu cara yang sudah kita lakukan pada saat ini adalah melaksanakan program optimasi lahan sawah. Khusus di Benteng ada 100 Ha sawah yang mendapatkan program optimasi ini,” tegasnya.
Untuk diketahui awalnya luas lahan pertanian di Provinsi Bengkulu ini awalnya mencapai 100 ribu hektare dan saat ini hanya berkisar 50 ribu hektare saja.
BACA JUGA:Areal Sawah di Kota Terus Berkurang
Semua ini berbanding terbalik sekali dengan kondisi jumlah penduduk dan jumlah rumah terus bertambah, namun penghasilan padi kita pada saat ini masih sangat minum sekali 30 ribu ton. Semoga apabila indeks penanaman bisa dua kali tanam, maka Provinsi Bengkulu akan subsidi pangan,” terang Ricky.(jee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: