HONDA

Harga TBS Sawit di Bengkulu Berangsur Naik, Pabrik Terapkan Harga yang Telah Ditentukan Pemerintah

Harga TBS Sawit di Bengkulu Berangsur Naik, Pabrik Terapkan Harga yang Telah Ditentukan Pemerintah

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan.--Febi/rakyatbengkulu.disway.id

 

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.DISWAY.ID - Meski sempat terjadi penurunan beberapa pekan lalu, saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Bengkulu secara bertahap berangsur naik.

Disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan, saat ini beberapa pabrik sawit yang ada di Bengkulu khususnya wilayah Bengkulu Tengah telah menerapkan harga TBS Sawit yang telah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi.

"Seminggu yang lalu kita sudah menetapkan harga terendah di Rp1.400 per kilogram dengan toleransi Rp1.200," ungkap Ricky kepada rakyatbengkulu.disway.id, Senin (25/7/2022).

Diakui Ricky, saat ini harga TBS sawit di Bengkulu telah berangsur naik. Pabrik terapkan harga yang telah ditentukan pemerintah.

BACA JUGA:Harga TBS Sawit Berangsur Naik, Semoga Lanjut

"Di lapangan sudah kita amati mereka di tingkat pabrik sudah ada yang mematuhi harga ini. Semoga harga TBS sawit terus naik," sampainya.

Lanjutnya, untuk menjaga harga agar tetap stabil dan tidak kembali mengalami penurunan. Maka setiap dua minggu, Pemprov Bengkulu akan menetapkan ulang harga TBS sawit yang harus dipatuhi di tingkat pabrik.

"Penetapannya per dua minggu sekali, karena fluktuasi harganya itu dilaksanakan dua minggu sekali sesuai lelang KPBN-nya," tambah Ricky.

Saat ini beberapa harga TBS di pabrik telah sesuai dengan penetapan yang ditetapkan Pemprov Bengkulu. Meski harga TBS tersebut sesuai dengan toleransi harga terendah, pihaknya berharap dapat berangsur terus meningkat.

BACA JUGA:Jawab Keresahan Petani, Pemerintah Provinsi Bengkulu Tetapkan Harga TBS Sawit Rp1.447 per Kilogram

"Kita harapkan terus meningkat dan klaim ekspor kita berjalan. Tangki pabrik bisa dikosongkan dan menerima TBS lagi," sambungnya.

Lanjutnya, pihaknya juga menyebutkan dari hasil pantauan di lapangan khususnya di daerah Bengkulu bagian selatan yang sempat terjadi penumpukan CPO di tangki-tangki pabrik beberapa waktu lalu, saat ini telah tidak terjadi lagi.

BACA JUGA:Dukung Industri Kelapa Sawit Sebagai Komoditas Strategis Nasional, Ini Kebijakan yang Dilakukan Pemerintah

Selain itu kenaikan harga TBS ini juga dampak dari tarif pungutan ekspor menjadi nol persen atau Rp0 kepada seluruh produk yang berhubungan dengan CPO atau kelapa sawit

"Kemarin kita lihat di selatan sudah tidak ada penumpukan lagi. Kenaikan harga TBS ini juga pengaruh dari pungutan ekspor," ujarnya.

"Kita harapkan sebenarnya DMO (Domestic Market Obligation) dan DPO (Domestic Price Obligation) itu juga bisa dicabut, karena bahan baku untuk minyak goreng kita sudah over supply," demikian Ricky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

"
"