Mengenal Syekh Burhanuddin, Pelopor Perayaan Tabut Pertama Kali di Bengkulu
Mengenal Syekh Burhanuddin, Pelopor Perayaan Tabut Pertama Kali di Bengkulu --instagram/bengkulu_kito/rakyatbengkulu.com
Keturunan mereka yang telah berasimilasi dengan masyarakat Bengkulu asli dan menghasilkan keturunan yang dikenal dengan sebutan orang-orang Sipai.
Berbagai macam tradisi berkabung yang dibawa dari negara asalnya mengalami asimilasi dan akulturasi dengan budaya Bengkulu, dan kemudian diwariskan dan dilembagakan menjadi apa yang kemudian dikenal dengan sebutan upacara Tabot.
BACA JUGA:Kisah Keistimewaan Batu Tempat Kepala Imam Hussein bin Ali, Cucu Rasulullah SAW
Pada perkembangannya, Tabut di Bengkulu dibuang di rawa-rawa yang berada di sekitar pemakaman umum yang dikenali dengan makam Karbela yang dipercayai sebagai tempat dimakamnya Imam Senggolo atau Syekh Burhanuddin.
Beberapa perbedaan yang terjadi pada upacara Tabut dilihat dari kondisi sosial budaya masyarakat dalam tata cara pelaksanaan upacara Tabut.
Di Bengkulu Tabut 17 menunjukkan kepada jumlah keluarga awal yang melaksanakan Tabut, sedangkan di Pariaman hanya terdiri dari 2 jenis Tabut (Tabuik) yakni Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa.
BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Bonang, Walisongo Seniman yang Berdakwah
Tempat pembuangan Tabut (Tabuik) antara Bengkulu dan Pariaman juga mengalami beberapa perbedaan sedangkan awalnya Tabut di Bengkulu dan Pariaman Sumatera Barat sama-sama dibuang ke laut.
Dahulunya ritual dan upacara Tabut diperuntukan dalam nuansa keagamaan sekarang lebih kepada festival kebudayaan.
Ini menjadi kritikan dari berbagai elemen masyarakat terhadap pelaksanaan upacara Tabut.
BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Drajat, Walisongo Dakwah Catur Piwulang
Itulah cikal bakal masuknya upacara Tabut yang dipopulerkan oleh Syekh Burhanuddin atau lebih dikenal dengan Imam Senggolo sebagai pelopor perayaan Tabut pertama kali di Bengkulu.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: