Sejarah dan Mitos Valentine Day, Menarik untuk Kamu Ketahui, Identik dengan Coklat dan Permen

Walaupun kebenaran di balik legenda Valentine tersebut tidak jelas, namun semua cerita menekankan dan mempunyai daya tariknya sebagai sosok yang simpatik, heroik, dan yang terpenting, romantis. 

Dimana pada abad pertengahan, mungkin berkat reputasi tersebut, Valentine akan menjadi salah satu orang suci paling populer di Inggris dan Prancis.

BACA JUGA:Trend FoMO di Media Sosial, Berikut Pengertian dan Dampaknya, Merasa Takut dan Dicap Ketinggalan Zaman

 

Festival Pagan di Bulan Februari

Beberapa orang dalam sejarah valentine day percaya bahwa event tersebut dirayakan pada pertengahan Februari. Hal ini karena untuk memperingati hari kematian atau penguburan St. Valentine yang terjadi sekitar 270 Masehi. 

Sementara itu, ada juga pendapat lainnya mengklaim bahwa gereja Kristen mungkin telah memutuskan untuk menempatkan hari raya St. Valentine di tengah-tengah Februari, dalam upayanya untuk "mengkristenkan" perayaan pagan Lupercalia.

BACA JUGA:Dana Desa Tiap Desa 2024 di Kota Ambon, Maluku: 17 Desa 1 Miliar

Dirayakan pada pertengahan Februari, Lupercalia adalah sebuah festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, serta pendiri Romawi Romulus dan Remus. 

Dimana untuk memulai festival, anggota Luperci, sebuah ordo pendeta Romawi, akan berkumpul di sebuah gua suci, di mana bayi Romulus dan Remus pendiri Roma, diyakini telah dirawat oleh seekor srigala betina.

BACA JUGA:5 Ide Desain Perpaduan Keramik Lantai dan Dinding Kamar Mandi, Bikin Tampilan Lebih Elegan dan Nyaman

Para pendeta akan mengorbankan seekor kambing, untuk kesuburan dan seekor anjing untuk pemurnian. Mereka kemudian akan menguliti kambing tersebut lalu memotongnya menjadi potongan-potongan. 

Setelah itu mencelupkannya ke dalam darah korban dan turun ke jalan, dengan lembut menampar perempuan dan ladang dengan kulit kambing tersebut.

BACA JUGA:Tak Cuma Ampuh Cegah Kerutan? Ternyata Ini 5 Manfaat Masker Pisang untuk Kulit Wajah, Begini Cara Membuatnya

Wanita Romawi pada masa itu, menyambut baik sentuhan kulit tersebut karena diyakini akan membuat mereka lebih subur di tahun-tahun mendatang. 

Sumber: