Sejarah dan Mitos Valentine Day, Menarik untuk Kamu Ketahui, Identik dengan Coklat dan Permen
Sejarah dan Mitos Valentine Day, Menarik untuk Kamu Ketahui, Identik dengan Coklat dan Permen--rakyatbengkulu.disway.id
Di kemudian hari, menurut legendanya, semua wanita muda di kota akan memasukkan nama mereka ke dalam guci besar.
BACA JUGA:Kuliner Nusantara: 6 Ide Olahan Gurita yang Patut Dicoba, Ada yang Cocok untuk Pencinta Pedas
Setelah itu, masing-masing bujangan kota akan memilih nama-nama tersebut dan dipasangkan dengan wanita pilihannya. Pertandingan tersebut seringkali berakhir dengan pernikahan.
Hari yang Romantis
Upacara Lupercalia selamat dari kebangkitan awal Kekristenan, namun dilarang karena dianggap "tidak Kristen". Pada akhir abad ke-5 (lima) ketika Paus Gelasius mendeklarasikan 14 Februari Hari St. Valentine.
BACA JUGA:Kuliner Nusantara: Pindang Patin Khas Sumatera Selatan, Rasakan Sensasi Asam Gurih yang Lezat
Tetapi, tidak lama kemudian hari tersebut secara definitif dikaitkan dengan cinta. Selama Abad Pertengahan, di Prancis dan Inggris telah diyakini secara umum, bahwa pada tanggal 14 Februari adalah awal musim kawin burung.
Sehingga mereka menambah gagasan bahwa tengah valentine day harus menjadi hari romansa. Seorang penyair Inggris Geoffrey Chaucer, merupakan orang pertama yang mencatat Hari St. Valentine sebagai hari perayaan romantis.
BACA JUGA:4 Manfaat Sayur Gambas atau Oyong, Menurunkan Berat Badan Hingga Memperlancar Peredaran Darah
Dimana hal tersebut ada dalam puisinya di tahun 1375 "Parlemen Foules" yang menulis, "For this was sent on Seynt Valentyne’s Day/Whan every foul cometh ther to choose his mate."
Salam valentine populer sejak abad pertengahan, walaupun tulisan Valentine belum muncul sampai setelah tahun 1400.
BACA JUGA:Ramalan Shio Besok: Prediksi Nasibmu Menurut 12 Shio
Dimana Valentine tertua yang masih ada hingga saat ini, adalah puisi yang ditulis pada tahun 1415 oleh Charles, Duke of Orleans, yang di tujukan kepada istrinya.
Dia dipenjara di Menara London setelah penangkapannya di Pertempuran Agincourt. Dimana salam tersebut, pada saat ini telah menjadi bagian dari koleksi manuskrip British Library di London, Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: