Mitosnya Daun Pandan untuk Percepatan Proses Mabung Murai Batu, Memiliki aroma yang khas
Mitosnya Daun Pandan untuk Percepatan Proses Mabung Murai Batu, Memiliki aroma yang khas --rakyatbengkulu.disway.id
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Ada yang menarik dari proses percepatan mabung atau ngurak pada murai batu. Yakni memanfaatkan daun pandan untuk mempercepat proses mabung pada murai batu.
Proses ngurak atau mabung pada burung murai batu merupakan istilah yang sering digunakan oleh pecinta burung kicau untuk merujuk pada periode penjemuran bulu dan perawatan bulu burung agar tetap dalam kondisi optimal.
BACA JUGA:Serunai Digunakan Saat Upacara Adat Perkawinan, Punya Ciri Khas Tersendiri
Ngurak atau mabung adalah istilah yang sering digunakan di kalangan pecinta burung kicau untuk merujuk pada proses penjemuran bulu-bulu yang dapat meningkatkan kilau dan keindahan warna burung.
Saat burung murai batu mengalami proses ngurak, bulu-bulunya yang rusak atau kusam akan diperbarui dengan bulu baru yang lebih bersih dan berkualitas.
BACA JUGA:Mi Mix Flip, Ponsel Flip Pertama Xiaomi, Punya Konektivitas Satelit dan SoC Snapdragon 8 Gen 3
Perubahan bulu ini dapat mempengaruhi performa burung, termasuk kualitas suara kicauannya. Meskipun proses mabung dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan.
Soal penggunaan daun pandan untuk burung sering kali merupakan kepercayaan atau tradisi lokal yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
BACA JUGA:Nasib STY In Atau Out?, 50 Ribu Orang Tanda Tangan Minta PSSI Perpanjang Kontrak STY
Daun pandan dikenal memiliki aroma khas dan digunakan dalam berbagai budaya untuk memberikan rasa atau aroma pada makanan.
Hanya saja penggunaannya dalam konteks perawatan burung mungkin lebih bersifat tradisional daripada didasarkan pada penelitian ilmiah.
BACA JUGA:13 Fasilitas Gratis untuk Tamu Hotel yang Menginap, Anda Wajib Tahu !
Beberapa pemilik burung mungkin percaya bahwa memberikan daun pandan atau bahan-bahan tertentu dalam perawatan burung dapat memberikan manfaat tertentu.
Sayangnya ini lebih bersifat keyakinan atau tradisi lokal daripada didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: