Makan Sahur dalam Keadaan Junub, Apakah Puasanya Sah?
Makan Sahur dalam Keadaan Junub, Apakah Puasanya Sah?--freepik.com/freepik
Menurut Ustadz Abdul Kadir, Pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Bermi, yang perlu di bahas adalah makan dan minum dalam keadaan junub.
Karena orang yang masih junub tetap sah menjalankan puasa meski makan sahurnya belum suci dari hadas besar.
Menguti dari penjelasan Syekh Zainuddin Al- Malibari dalam Fathul Mu'in, disunnahkan bagi yang junub, haid, dan nifas setelah darahnya terputus untuk membasuh kemaluannnya dan berwudhu jika ingin makan dan minum, makruh melakukan hal tersebut tanpa wudhu.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami jika makan dan minum sebelum junub dimakruhkan.
BACA JUGA:Rendah Kolesterol, Ini 6 Resep Es Campur Buka Puasa Tanpa Santan
Berarti aktivitas makan dan minum pada saat sahur juga di makruhkan karena belum melakukan mandi junub.
Namun pendapat tersebut di tolak oleh Sayyid Abu Bakar Syatha dalam I'anatut Thalibin, ia mengatakan orang junub cukup membasuh kemaluannya saja.
Jika sudah di basuh, maka makan dan minum setelahnya tidak makruh.
Menurut beliau, kemakruhan tersebut hanya ada jika orang tersebut tidak membasuh kemaluannya dan langsung makan.
Belum mandi junub hingga Subuh juga berdasarkan pengalaman Nabi SAW, beliau pernah menunda mandi junub hingga subuh dan kemudian beliau tetap berpuasa.
BACA JUGA:Jangan Salah, Ini Perbedaan Nasi Biryani, Kebuli dan Mandhi Asal Timur Tengah
Hal ini menjadi dasar kebolehan menunda mandi junub setelah sibuh.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al- Bukhari dan Muslim, dari Syaidah Aisyah dan Ummu Alamah yang berbunyi
" Sesungguhnya Nabi SAW pernah ketika Subuh dalam keadaan junub, kemudian beliau mandi dan berpuasa. Dan Nabi SAW tidak mengqada puasanya."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: