Tidak Boleh Menikah di Bulan Suro Jadi Keyakinan Masyarakat Jawa, Begini Penjelasannya
Tidak Boleh Menikah di Bulan Suro? Keyakinan Masyarakat jawan dan Begini Penjelasannya--Instagram.com/ tyan_land
Adanya momen sakral di malam 1 Muharram atau 1 Suro seperti pawai obor dan lantunan sholawat yang meriah, masyarakat Jawa cenderung menghindari mengadakan pesta pernikahan.
Tidak hanya itu, masyarakat Jawa juga mempercayai jika di bulan Suro, Nyi Roro Kidul mengadakan pesta pernikahan sehingga tidak boleh menyainginya.
Meski tidak mengetahui pasti alasannya, mitos dan larangan menikah di bulan Suro dipercaya turun-temurun masyarakat jawa.
BACA JUGA:9 Khasiat Madu Hitam Bagi Wanita, Kecantikan Kulit Hingga Kesehatan Reproduksi
Oleh sebab itu, kamu wajib untuk mengetahui kebenarannya.
Alasan di balik larangan menikah di bulan Suro karena bulan ini dianggap sakral bagi orang Jawa dan pada momentum ini ada ritual sebagai wujud intropeksi diri kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, masyarakat Jawa dilarang dahulu untuk mengadakan pesta pernikahan.
Karena di momentum sakral tersebut, masyarakat harus lebih mengutamakan memperbanyak beribadah dibandingkan mengadakan pesta pernikahan.
Jika dilangsungkan pesta pernikahan, biasanya sebagian orang akan jadi lupa untuk beribadah dan terus bersenang-senang.
BACA JUGA:Pahami 5 Cara Mengontrol Emosi dan Amarah di Bulan Puasa Ramadan
Hal yang serupa juga berlaku bagi umat Muslim yang meyakini bulan Muharram sebagai bulan milik Allah SWT.
Sehingga, pada bulan Muharram seharusnya diperbanyak ibadah dan bukan malah berfoya- foya.
Selain adanya mitos larangan menikah di bulan Suro, ada 5 pantangan lainnya yang dipercaya oleh masyarakat Jawa.
1. Larangan Berbicara
Di malam 1 Suro, orang Jawa Keraton Yogyakarta melakukan ritual bisu dan dilarang berbicara atau berisik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: