HONDA

Sejarah Baju Koko, Benarkah Ada Pengaruh dari Tionghoa? Ternyata Ini Fakta Menariknya

Sejarah Baju Koko, Benarkah Ada Pengaruh dari Tionghoa? Ternyata Ini Fakta Menariknya

Sejarah baju koko benarkah ada pengaruh Tionghoa?--Instagram/bastohags

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Sejarah baju koko, benarkah ada pengaruh dari masyarakat Tionghoa? Ada beberapa fakta menarik mengenai pakaian yang identik dengan baju Muslim ini di Indonesia.

Baju koko ini merupakan pakaian para lelaki untuk dipakai pada acara keagamaan, terutama saat lebaran ini sangat banyak sekali yang menggunakan baju tersebut. 

Pada abad ke-20 masyarakat Tionghoa menyebut baju ini dengan nama Tukim dengan tiga kancing ke atas, berbelah di bagian tengah membuat para lelaki menggunakan baju ini sehari-hari.

Dengan diadopsi dari keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia inilah yang menjadikan baju koko banyak diminati oleh masyarakat karena tampilannya yang sopan dan terbelah di tengah disatukan oleh kancing.

Pada jaman dahulu kancing yang dikenakan pada baju Tukim ini ada 3 ke atas namun perkembangannya saat ini sudah menjadi lebih baik lagi dan dengan variasi model dan warna yang beragam.

Kenapa istilah yang disebutkan bukan baju Tukim malah baju koko? Baju Koko konon katanya bermula dari pakaian sehari-hari pria keturunan Tionghoa yang dipakai oleh engkoh-engkoh.

BACA JUGA:6 Rekomendasi Baju Koko Couple Ayah dan Anak untuk Lebaran

Kemudian masyarakat Indonesia dengan istilah tersebut dipersingkat dengan koko maka tersebutlah baju Tukim tersebut dengan nama Baju koko, yang hingga saat ini andalan masyarakat Indonesia merayakan lebaran.

Biasanya oleh masyarakat Tionghoa Baju Tukim ini sering sekali dipadukan dengan celana panjang hingga batas mata kaki seperti jubrai yang selalu dikenakan oleh pria Tionghoa.

Kemudian berjalannya waktu dipercayai sekitar abad 20, baju koko ini digunakan juga oleh warga pribumi karena seiring terjadi adaptasi budaya diantara kedua bangsa ini, masyarakat Tionghoa dan masyarakat Indonesia.

Hingga akhirnya baju koko ini sangat digemari oleh kalangan masyarakat Indonesia sampai saat ini menjadi pakaian wajib saat hari besar keagamaan dan acara tertentu untuk di lingkungan masyarakat.

Masyarakat Betawi yang banyak sekali mengadopsi budaya dari Tionghoa menyebut baju ini dengan sebutan baju Tikim yang kemudian menjadi bagian dari pakaian yang sering dikenakan hingga saat ini.

Dalam sejarahnya baju Koko ini bermula karena pria Tionghoa selalu disebut dengan istilah engkoh-engkoh sehingga pengucapan dalam bahasa Indonesia dipersingkat menjadi Koko terciptalah nama baju koko.

Tentunya adopsi budaya dari Tionghoa ini menjadi hal baru bagi masyarakat Indonesia pada masa itu, namun masyarakat Tionghoa tidak lagi menggunakan baju tersebut lantaran sudah mengadopsi budaya barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

"
"