HONDA

Hanya di Indonesia yang Gunakan Gelar Haji, Ternyata Warisan Penjajah

Hanya di Indonesia yang Gunakan Gelar Haji, Ternyata Warisan Penjajah

Ternyata warisan penjajah, hanya di Indonesia yang gunakan gelar haji. --dokumen/rakyatbengkulu.com

Selanjutnya pemikiran seperti ini juga timbul pada saat Indonesia dijajah pemerintah Inggris pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stanford Raffles. 

BACA JUGA:4 Amalan di Dunia Bila Dijalankan Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji

Berdasarkan catatannya yang berjudul History of Java (1817), Raffles ini secara terang-terangan menyerang orang yang pergi haji.

Raffles mengatakan kalau orang Jawa yang pergi haji itu sok suci, karena dengan kesuciannya itu mereka bisa menghasut rakyat dan menjadi ujung tombak perlawanan pada kalangan kelompok masyarakat.

Untuk kebijakan politis haji ini baru diterapkan secara menyeluruh di tahun 1859 melalui aturan khusus, dimana aturan ini mengatur secara jelas mekanisme penerimaan orang yang baru saja pulang haji.

Dengan melalui mekanisme ini, mereka akan melalui serangkaian ujian kalau lolos ujian, maka diharuskan mencantumkan gelar haji di dalam sapaan atau namanya. 

BACA JUGA:Umroh dan Booking Haji Khusus dengan BSI Card, Perhatikan Syarat dan Ketentuan di Sini !

Yang sekaligus juga diwajibkan mengenakan pakaian khas orang haji, yaitu jubah ihram dan juga sorban putih.

Adapun latar belakang aturan ini sebenarnya berangkat dari ketakutan dan sikap traumatis pemerintah penjajah Hindia Belanda, karena pada abad ke-19 banyak pemberontakan berawal dari mereka yang pulang melaksanakan ibadah haji.

Salah satunya pemberontakan yang terbesar yaitu Perang Jawa mulai dari tahun 1825 sampai tahun 1830.

Sehingga tidak heran kalau pemerintah Penjajah Hindia Belanda memandang itu semua dengan penuh kewaspadaan dengan melalui pencantuman gelar haji dan  mereka akan mudah untuk mengawasinya.

BACA JUGA:BSI Program Mitraguna Haji Khusus, Ini Segmen yang Berhak Mendapatkan Promo Ini

Kalau ada pemberontakan, maka pemerintah akan langsung menangkap orang bergelar haji di suatu daerah tersebut, hal ini tentu lebih efektif dan efisien dibanding harus mencari dalang dari suatu pemberontakan.

Karena menurut pemikiran penjajah Belanda ini, kalau pemberontakan sudah pasti dipelopori oleh jamaah haji.

Bermula dari sinilah asal-usul sebutan gelar haji di masyarakat Indonesia, sejak aturan tersebut berlaku pemerintah penjajah Belanda sama sekali tidak mengendurkan aturan ketat tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: