Layu Fusarium, Ancaman Serius Bagi Petani! Yuk Intip Ciri-Ciri dan Cara Menanggulanginya
Layu Fusarium, Ancaman Serius Bagi Petani! Yuk Intip Ciri-Ciri dan Cara Menanggulanginya--badri/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Penyakit Layu Fusarium merupakan ancaman serius bagi produktivitas pertanian, khususnya tanaman cabai merah keriting dan tomat.
Layu Fusarium ini membuat cabai merah, cabai setan dan tomat mulai tampak layu kemudian mati saat tanaman sudah berbuah.
Kondisi ini bisa sebabkan petani merasa sia-sia melakukan perawatan tanamannya.
Umumnya penyakit Layu Fusarium menyerang pada musim penghujan, sedangkan musim kemarau sangat jarang kasusnya.
BACA JUGA:Pengawasan Obat dan Makanan, Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah Rp4 Miliar: Ini Rinciannya
Layu Fusarium sendiri disebabkan oleh Rhizoctonia Solani dan Sclerotium rolfsii.
Untungnya, ada sekutu alami dalam perang melawan penyakit ini, yaitu jamur antagonis seperti Trichoderma.
Peran Trichoderma dalam pertanian salah satunya jamur antagonis yang efektif dalam menekan atau menghambat perkembangan patogen tanaman yang kembali aktif karena musim penghujan apalagi turun hampir setiap hari.
Joko Triatmo, 45 tahun, seorang petani cabai dan tomat, warga Air Putih Kali Bandung Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong menuturkan kunci dari tanaman cabai dan tomat tumbuh subur dan sehat.
BACA JUGA:Pernah Trend Dizamannya, Era Teknologi Kini Ibet/Ibat Terlupakan
Diantaranya, saat pengolahan lahan pertanian dengan penggempuran tanah, kemudian diberikan pupuk kandang, pupuk kimia hingga pupuk organik lainnya.
"Hampir 20 tahunan kita menanam cabai, sejak bujangan hingga berkeluarga. Yang harus benar-benar diperhatikan saat ingin menanam cabai adalah pengolahan lahan pertanian. Dimulai dari pengukuran pH tanah untuk menentukan berapa banyak kapur pertanian yang akan digunakan," terang Joko.
Disebutkan Joko, setiap kurang 1 garis dari pH meter tanah yang sudah diukur, membutuhkan minimal satu sak kapur pertanian dan tergantung luasan tanah yang digarap oleh para petani.
"Kita contohkan saja 2 roll mulsa lahan pertanian yang digarap petani untuk menanam cabai maupun tomat, sehingga tiap sudut dan titik tengah harus diukur pH tanahnya, dan pH tanah yang seimbang antara 6-7. Jika kurang tentunya untuk menyeimbangkan digunakan kapur pertanian, setelah didapati pH tanah netral pemberian pupuk kandang yang sudah didifermentasikan," terang Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: