HONDA

Budidaya Alpukat Pangeran, Investasi Menjanjikan untuk Masa Tua

Budidaya Alpukat Pangeran, Investasi Menjanjikan untuk Masa Tua

Budidaya Alpukat Pangeran, Investasi Menjanjikan untuk Masa Tua--badri/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Alpukat Pangeran dengan ukuran yang jauh lebih besar dan musim panen yang konsisten, menjadi pilihan menarik bagi para petani di Provinsi Bengkulu untuk dijadikan investasi masa tua. 

Bagaimana tidak, harga yang kompetitif dan permintaan pasar yang tinggi, budidaya alpukat jenis ini menjanjikan keuntungan yang menggiurkan.

Apalagi saat masa-masa pensiun sudah diambang pintu tentu bisa dipersiapkan sebelumnya.

Bambang, 40 tahun, seorang petani dari yang beralamatkan Jalan Dua Jalur Kecamatan Merigi, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, telah menggeluti budidaya alpukat pangeran selama 5 tahun.

BACA JUGA:Layu Fusarium, Ancaman Serius Bagi Petani! Yuk Intip Ciri-Ciri dan Cara Menanggulanginya

Budidaya itu baik sekedar hobi maupun sebagai penghasilan tambahan ditengah pekerjaan lainnya.

"Saat alpukat pangeran sudah panen mencapai 200 di lahan seluas 1 hektar, dengan jarak tanam 7 x 8 meter. Mampu menghasilkan 800 kilogram alpukat per minggu, dengan harga saat ini tembus Rp25.000 per kilogramnya," ujar Bambang.


Budidaya Alpukat Pangeran, Investasi Menjanjikan untuk Masa Tua--badri/rakyatbengkulu.com

Awalnya sambung Bambang, proses pembibitan dimulai dengan membeli alpukat asalan, untuk disemai dalam polibag. Setelah berusia 5 bulan, dilakukan okulasi atau stek tunas alpukat pangeran yang dipesan dari Pulau Jawa.

"Saat ini kita sudah menyediakan bibit sendiri termasuk sudah banyak entres yang bisa dimanfaatkan untuk okulasi atau penyetekan. Sedangkan untuk bibit dijual saat ini Rp25.000 setiap batangnya dengan usia berkisar 1 tahunan," kata Bambang.

BACA JUGA:Pernah Trend Dizamannya, Era Teknologi Kini Ibet/Ibat Terlupakan

Budidaya alpukat pangeran bukan hanya menjadi investasi dalam bidang pertanian, tetapi juga merupakan persiapan untuk memasuki masa pensiun. 

"Dalam waktu 3 tahun setelah tanam, pohon alpukat sudah mulai menghasilkan buah, dan sambil menunggu alpukat berbuah para petani bisa memanfaatkan lahan pertanian tumpang sari. Bisa tanam cabai dan tomat atau tergantung selera," ujar Bambang.

Dengan produksi sebanyak itu, Bambang mampu mendapatkan omzet hingga Rp 80 juta per bulan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: