BANNER KPU
HONDA

Antisipasi Cuaca Ekstrem, DLH Kota Bengkulu Pangkas Ribuan Pohon

Antisipasi Cuaca Ekstrem, DLH Kota Bengkulu Pangkas Ribuan Pohon

Kepala DLH Kota Bengkulu, Riduan mengatakan, untuk antisipasi cuaca ekstrem, DLH Kota Bengkulu pangkas ribuan pohon.--ANTARA/Anggi Mayasari

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu telah memangkas dan merawat ribuan pohon di wilayah tersebut untuk mengantisipasi risiko pohon tumbang akibat cuaca tidak menentu.

Kepala DLH Kota Bengkulu, Riduan, mengungkapkan bahwa pemangkasan pohon dilakukan secara rutin sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2024.

"DLH terus melakukan pemangkasan pohon secara rutin," ujar Riduan dikutip antaranews.con, Minggu, 16 Juni 2024.

Pemangkasan fokus pada pohon-pohon besar dan tua yang rawan tumbang saat terjadi angin kencang. Langkah ini adalah bagian dari upaya mitigasi DLH Kota Bengkulu untuk menjaga keselamatan warga.

BACA JUGA:BMKG Sebut Suhu Panas di Bengkulu Dipicu Penguapan Tinggi, Peralihan Cuaca Diprediksi Juli

BACA JUGA:Cuaca Sangat Panas di Bengkulu Capai 32 Derajat Celsius, Warga Diimbau Waspada Bakar Sampah

"Pemangkasan ini penting untuk mencegah pohon tumbang yang bisa membahayakan masyarakat," tambah Riduan.

DLH hanya melakukan pemangkasan dan perawatan pohon, tidak melakukan penebangan. Riduan juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan pohon milik pemerintah daerah yang berpotensi tumbang.

"Tindakan ini dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat pohon tumbang selama cuaca ekstrem di Kota Bengkulu," jelasnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu memprediksi bahwa peralihan cuaca di wilayah tersebut akan terjadi pada Juli hingga Agustus 2024.

BACA JUGA:Pendidikan Belum Update, Banyak Pelajar dan Mahasiswa Bengkulu Tidak Sadar Batu Bara Penyebab Krisis Iklim

BACA JUGA:Pemkab Lebong Persembahkan 19 Ekor Sapi untuk Dikurban

"Pada Mei hingga Juni 2024 masuk masa peralihan, sementara pada Juli hingga Agustus akan terjadi fenomena La Nina, meskipun tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya," kata Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu, Anang Anwar.

Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan tinggi dan iklim basah, dengan suhu laut yang lebih hangat di Pasifik bagian barat Indonesia. Hal ini meningkatkan uap air di Pasifik timur yang dialirkan ke wilayah Pasifik barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: