Petani Sumringah! Harga Biji Kopi Super di Rejang Lebong Tembus Rp67.000
Petani Sumringah! Harga Biji Kopi Super di Rejang Lebong Tembus Rp67.000 --badri/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Harga biji kopi robusta super atau kualitas baik dan kering maksimal saat ini mencapai Rp67.000 perkilogramnya.
Harga ini terus membaik dari bulan-bulan sebelumnya.
Membaiknya harga biji kopi robusta super di Rejang Lebong ini, seiring dengan kualitas yang rata-rata banyak petani sudah paham dengan sistem petik merah dan tidak bercampur dengan kopi hijau.
Mardianto (45) warga Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, Kamis, 25 Juli 2024, menuturkan, harga kopi yang terus melonjak ini seiring dengan kualitas biji kopi yang membaik karena petik merah.
BACA JUGA:Resahkan Warga, 24 ODGJ Dievakuasi
"Biji kopi yang petik merah hasilnya jauh lebih baik, karena tidak bercampur dengan kopi hijau. Jadi saya sudah membiasakan panen kopi petik merah dan kopi yang masih hijau tidak dipanen," kata Mardianto.
Dari biji kopi petik merah, sambung Mardianto, mampu menghasilkan beras kopi robusta super, apalagi saat penjemuran didukung dengan kondisi kemarau.
"Untuk kendala sendiri, memang kebun kopi harus ditunggu dan kita menginap di kebun sambil menunggu kopi yang hijau bisa dipetik kembali saat merah. Artinya jika tahun sebelumnya asal tua walaupun belum merah tetap dipetik, namun tahun kita petik yang merah saja," ujar Murdianto.
Keunggulan dari kopi petik merah, lanjut Mardianto, adalah beras kopi atau biji kopi jauh lebih padat dan tidak ada yang hitam karena proses penjemuran yang dilakukan.
BACA JUGA:57 Rumah Gula Aren Dibangun Tidak Sesuai Spesifikasi, 3 Tersangka Ditahan Kejari Rejang Lebong
Ditambah lagi warna biji kopi petik merah jauh lebih menarik hijau agak kekuning-kuningan, sehingga daya tarik biji kopi itu sendiri semakin menarik dipandang mata.
"Apalagi saat pemutiran biji kopi diseleksi saat di batang dan kembali diseleksi sebelum penjemuran dilakukan, tentu hanya berapa persen biji kopi yang tidak berkualitas," ujar Mardianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: