HONDA

4 Dampak Konsumsi Ikan Bermerkuri pada Janin dan Ibu Hamil serta Cara Mengurangi Risikonya

4 Dampak Konsumsi Ikan Bermerkuri pada Janin dan Ibu Hamil serta Cara Mengurangi Risikonya

4 Dampak Konsumsi Ikan Bermerkuri pada Janin dan Ibu Hamil serta Cara Mengurangi Risikonya--Instagram.com/ anakuntaddotcom

RAKYATBENGKULU.COM - Mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri selama kehamilan dapat menimbulkan dampak negatif serius bagi ibu hamil dan janin.

Merkuri, terutama dalam bentuk metilmerkuri, adalah logam berat berbahaya yang dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh, termasuk di dalam ikan.

Paparan merkuri selama kehamilan dapat berdampak serius pada kesehatan ibu dan perkembangan janin.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai dampak dan risiko konsumsi ikan bermerkuri selama kehamilan, serta cara mengurangi risikonya, yang telah dirangkum oleh Rakyatbengkulu.com dari berbagai sumber:

BACA JUGA:4 Tips Mendeteksi Ikan Nila yang Sakit dan Cara Mengatasinya

BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal

Dampak pada Janin

1. Gangguan Perkembangan Otak

Paparan merkuri tentunya dapat mempengaruhi perkembangan otak janin, dan mengakibatkan keterlambatan dalam kemampuan kognitif, yaitu seperti kemampuan belajar, memori dan bahasa. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam keterampilan akademis dan penurunan IQ.

Janin yang terpapar merkuri mungkin saja akan mengalami gangguan dalam perkembangan koordinasi motorik halus dan kasar. Hal ini dapat berdampak pada keterampilan seperti memegang benda, menulis, dan berjalan.

2. Gangguan Perilaku dan Emosional

Bayi yang terpapar merkuri dapat menunjukkan tanda-tanda gangguan perhatian dan hiperaktivitas yaitu seperti kesulitan dalam fokus dan mengontrol perilaku impulsif. Paparan merkuri juga dapat menyebabkan masalah emosional yaitu seperti kesulitan dalam mengatur emosi dan interaksi sosial.

3. Masalah Kesehatan Fisik

Risiko kelahiran prematur (melahirkan sebelum 37 minggu) dapat meningkat dengan paparan merkuri yang tinggi, bayi prematur akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kesehatan, yaitu seperti masalah pernapasan dan infeksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: