Ratusan Kerbau Mati Akibat Penyakit Ngorok, Peternak Rugi Besar
Ratusan Kerbau Mati Akibat Penyakit Ngorok, Peternak Rugi Besar--Dok/KORANRB.ID
“Mau dijual toke beli dengan harga sangat murah, bahkan hanya Rp 5 juta, padahal normalnya Rp 15 juta - 25 juta,” ujar Wahyudi.
Menurutnya, pilihan ini lebih baik dibanding menunggu kematian mendadak yang berpotensi menambah kerugian.
BACA JUGA:Golden Milk: Minuman Kunyit Kekinian untuk Kulit Glowing dan Tubuh Fit
BACA JUGA:APBD 2025 Pesisir Barat: Bagaimana Rp740,99 Miliar dari APBN Dibagi untuk Proyek dan Dana Desa?
Para peternak kini berada dalam situasi waspada, terutama karena banyak kerbau di wilayah tersebut dilepasliarkan.
Penyakit ini bersifat mendadak, sehingga pemilik ternak sering kali tidak menyadari ketika ternaknya sudah terjangkit hingga akhirnya mati.
Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi dari Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan mengenai wabah yang telah memporak-porandakan peternakan kerbau di daerah tersebut.
Para peternak berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan cepat dan tepat untuk menghentikan penyebaran penyakit yang mematikan ini.
BACA JUGA:Smoothie Bowl Hits: Cara Bikin Sarapan Sehat dan Segar yang Instagrammable
BACA JUGA:APBD 2025 Mesuji: Proyek Prioritas, Tunjangan Guru, dan Dana Desa dari Rp784,47 Miliar APBN
Kasus kerbau mati akibat SE terus meningkat, dan desakan dari para peternak agar dilakukan vaksinasi massal semakin kuat.
Mereka berharap pemerintah dapat bergerak lebih cepat dalam penanggulangan wabah ini sebelum merambah ke wilayah yang lebih luas dan menambah jumlah korban ternak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: