HONDA

Kisah Putri Anak Tujuh Cerita Rakyat dari Bengkulu – Kesabaran dan Kecerdikan Gulap Melamar Putri Raja

Kisah Putri Anak Tujuh Cerita Rakyat dari Bengkulu – Kesabaran dan Kecerdikan Gulap Melamar Putri Raja

Ilustrasi Kisah Putri Anak Tujuh Cerita Rakyat dari Bengkulu--

BACA JUGA:Dongkrak Ekonomi Kreatif, Mukomuko Fokus Kembangkan Kompetensi Pelaku Ekraf

Raja menerima lamaran itu dengan syarat, “Anakmu tidak boleh marah atau bermuka masam. Jika ia melanggar, maka ia akan dijual sebagai budak,” tegas raja. 

Umar pun menyanggupi syarat itu. 

Esok paginya, Umar diberikan tugas membajak sawah. Namun, kelelahan dan lapar membuat Umar pulang dengan wajah masam. 

Raja pun menegurnya, “Hai Umar, kau marah?” Umar menjawab,

“Siapa yang tidak marah jika bekerja keras tetapi tidak diberi minum atau makan?” Akhirnya, sesuai janji, Umar dijual sebagai budak.

Kisah serupa berulang hingga enam anak laki-laki sang ibu dijual karena tidak bisa menahan emosi. 

BACA JUGA:Presiden Prabowo Tanggapi Pengunduran Diri Gus Miftah, Anggap Sebagai Tindakan Bertanggung Jawab

BACA JUGA:Petugas Non-ASN dan Relawan Bencana BPBD Mukomuko Diusulkan Dapat Jaminan Kecelakaan Kerja

Hanya Gulap, anak bungsu, yang tersisa. Ketika Gulap dewasa, ia pun meminta izin kepada ibunya untuk melamar putri raja. 

“Baiklah, Nak. Semoga kau lebih bijak dibandingkan saudara-saudaramu,” kata sang ibu penuh harap.

Raja kembali memberikan syarat yang sama. Gulap diberi tugas membajak sawah, namun ia melakukannya dengan santai, hanya menyelesaikan sedikit pekerjaan setiap harinya. 

Setiap kali raja bertanya, “Gulap, apakah kau marah?” Gulap menjawab dengan tenang, “Tidak, Tuan. Wajah saya hanya merah karena panas terik.”

Kecerdikan Gulap mulai terlihat ketika ia diberikan tugas di kebun tebu. 

Raja memerintahkannya membuang daun tebu, namun Gulap justru membuat pohon tebu gundul hingga raja menegurnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: