BBM Langka, Warga Kaur Antre Berjam-jam akibat Pendangkalan Pelabuhan

Antrean kendaraan mengular akibat stok BBM yang langka--Dok/KORANRB.ID
RAKYATBENGKULU.COM – Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) tengah melanda sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu, terutama di Kabupaten Kaur.
Sejak terjadi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, distribusi BBM terhambat parah, menyebabkan kelangkaan yang memicu antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kelangkaan ini dirasakan paling parah oleh masyarakat Kaur yang harus rela antre hingga berjam-jam hanya untuk mendapatkan BBM.
Bahkan, tak sedikit yang pulang dengan tangan hampa karena stok telah habis saat giliran mereka tiba.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Pemerintah Beri Diskon Listrik 50 Persen selama Juni-Juli 2025
BACA JUGA:KKP Tangkap Kapal Vietnam di Natuna, Kerugian Pencurian Ikan Ditaksir Rp61 Miliar
Herdian Safta Nugraha, SH, Kepala SPBU Kepala Pasar Bintuhan, mengungkapkan bahwa penyebab utama kelangkaan adalah pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai yang membuat kapal-kapal pengangkut BBM dari Pertamina tidak bisa berlabuh.
“Sampai pelabuhan belum normal, nampaknya kelangkaan BBM masih akan terjadi. Sebab kita ini tidak dapat stok,” ujar Herdian.
Sebagai solusi darurat, pengiriman BBM kini dialihkan dari Kota Lubuklinggau melalui jalur darat.
Namun, distribusi dari Lubuklinggau pun tidak mampu memenuhi kebutuhan harian masyarakat.
BACA JUGA:Tujuh Hari Bengkulu Status Tanggap Darurat Usai Gempa 6,3 M, Warga Bertahan di Tengah Reruntuhan
BACA JUGA:Korban Gempa Bengkulu Terima Bantuan Logistik dari Kemensos RI
Setiap harinya, SPBU di Kaur Selatan hanya menerima sekitar 8 ton BBM jenis pertalite, padahal kebutuhan minimum mencapai 18 ton per hari.
“Sekarang untuk setiap harinya kita hanya dapat stok 8 ton, sedangkan kebutuhan itu paling tidak 18 ton,” jelas Herdian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: