HONDA

Modus Perjalanan Dinas Fiktif Terkuak, Rp5,5 Miliar Dana Negara Masih Misterius

Modus Perjalanan Dinas Fiktif Terkuak, Rp5,5 Miliar Dana Negara Masih Misterius

Rilis penetapan tersangka kasus korupsi perjalan dinas Setwan Kaur beberapa waktu lalu--Foto KORANRB.ID

RAKYATBENGKULU.COM – Dugaan korupsi anggaran perjalanan dinas di lingkungan Sekretariat DPRD Kabupaten Kaur tahun anggaran 2023 semakin memperlihatkan pola kejahatan yang terorganisir. 

Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Kaur tengah menelusuri keberadaan sisa kerugian negara sebesar Rp5,5 miliar yang belum dikembalikan.

Dari total kerugian negara yang ditimbulkan mencapai Rp11 miliar, baru sekitar separuhnya yang berhasil dipulihkan. 

Rinciannya, Rp2 miliar dikembalikan secara langsung saat proses penyidikan, sementara Rp3,5 miliar disalurkan melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Kaur.

BACA JUGA:Skandal Honor TKS Satpol PP Rejang Lebong: Penggeledahan Bongkar Dokumen Krusial, Tersangka Bisa Bertambah

BACA JUGA:Terjun ke Jurang di Tikungan Maut Curup–Lubuklinggau, Sopir Pick-Up Kritis

"Sembari mempersiapkan sidang sekarang kita juga terus melakukan penelusuran sisa KN yang belum dikembalikan," ungkap Kasi Intelijen Kejari Kaur, Albert SH, MH.

Menurut Albert, sebagian besar kerugian negara bersumber dari praktik pencatutan nama pegawai. 

Banyak nama tenaga honorer dan ASN yang dicantumkan sebagai peserta perjalanan dinas, padahal mereka tidak pernah melaksanakan kegiatan tersebut dan tidak menerima uang sama sekali.

"Faktanya KN paling banyak dari pencatutan nama-nama, yang mana itu merupakan skenario telah diatur oleh keempat tersangka," terang Albert.

Empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, yaitu mantan Sekwan AS, mantan Kabag Humas RO, mantan Kabag Umum AP, dan HL sebagai Kasubag di Setwan Kaur. 

BACA JUGA:Seluma Siaga, 34 Liter Miras dan Sajam Diamankan dalam Razia Gabungan

BACA JUGA:UNIB dan OPML Kolaborasi Susun Rencana Pembangunan Rendah Karbon di Bengkulu

Mereka diduga menjadi otak dari penyalahgunaan anggaran hingga menyebabkan kerugian negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: