Proyek pembangunan tiga jembatan di ruas jalan nasional lintas barat (Jalinbar) Sumatera Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu mangkrak. Satu paket proyek dengan nama kegiatan penggantian jembatan Menggiring Besar CS, dikerjakan oleh kontraktor jawara. Mengalahkan 65 kontraktor lain. Berikut laporan investigasinya.
LOKASI ketiga jembatan tersebut, jembatan pertama di Jalinbar Sumatera di wilayah Desa Tunggang Kecamatan Pondok Suguh. Lokasi jembatan kedua, masih di ruas Jalinbar, tepatnya di wilayah Desa Pondok Suguh Kecamatan Pondok Suguh. Sedangkan lokasi ketiga jembatan dimaksud, Jalinbar Sumatera di kawasan Air Punggur atau kerap juga disebut kawasan Pantai Abrasi, Kelurahan Koto Jaya Kecamatan Kota Mukomuko. Dari tiga jembatan itu, kondisi paling parah, jembatan di Pantai Abrasi Air Punggur. “Jangankan untuk dilewati mobil, kendaraan seperti sepeda saja, tidak bisa melintas. Apalagi kendaraan bermotor roda dua, roda empat hingga truk. Lihatlah konstruksi yang sudah terpasang, ambruk,” kata Ade, warga setempat. Dari pantauan RB di lokasi, besi-besi berukuran besar yang dipasang menyambung dari ujung ke ujung pondasi jembatan. Kondisinya sudah benar-benar ambruk. Dipastikan akan segera seluruh besi itu jatuh ke air yang melintas di bawahnya. Bukan saja itu, dinyakini besi-besi itu tidak akan dapat digunakan lagi. Artinya, jika pembangunan dilanjutkan, maka seluruh besi yang sudah terpasang itu, berkemungkinan besar akan dibongkar. Pasalnya, karat sudah menyerang yang membuat struktur besi rusak. Bahkan karat dan besinya mulai mekar, juga terjadi dengan besi-besi yang timbul, yang menjadi bagian dari struktur tulang beton yang sudah terpasang. Sehingga kendaraan hanya bisa melintas, dengan memanfaatkan jembatan belly di sampingnya. Yang itupun kondisinya masuk kategori tidak layak. Sebab sudah berkali-kali kejadian, mobil apalagi truk yang melintas, terjebak bahkan ada yang nyaris terbalik. Dan jembatan darurat itupun, dilalui kendaraan roda empat atau lebih, harus satu persatu. Agak beruntung untuk dua jembatan lain, di Desa Tunggang dan Pondok Suguh. Konstruksi utama jembatan, bisa dinyatakan tuntas. Sehingga kendaraan sudah bisa melintas dengan aman. Namun kendaraan setiap melintas, tidak akan nyaman. Pasalnya, jalan masuk ke jembatan, termasuk lantai jembatan, belum tuntas dikerjakan. Batu-batu besar yang harus dilalui kendaraan. Sehingga kerap kendaraan motor terjatuh. Lebih parahnya, jalan masuk ke jembatan, kerap menjadi seperti kolam yang dalam. Sebab, lubang besar mengangga, dan dalam. Sehingga mobil yang melintas, kerap tersangkut, terutama mobil yang rendah bodi dengan badan jalan. Kemudian pengendara motor juga kerap terjatuh. “Itu jika musim penghujan. Sedangkan ketika panas, debu beterbangan ketika dilintasi kendaraan. Sehingga debu itu menutup tebal cat rumah warga,” gerutu Aminah warga Kota Bengkulu, saat melintasi jalan tersebut. Dan lebih miris lagi untuk jembatan yang di Desa Tunggang. Debu jalan buruk itu, terpaksa dihisap ratusan pelajar di Pondok Pesantresn Darul Amal. Dan sempat kejadian banjir menggenangi rumah warga, karena air tidak bisa melintas dengan lancar di bawah jembatan. Karena sisa-sisa material yang digunakan berada di bawah jembatan. Usai dibersihkan oleh TNI, barulah sampai sekarang, belum ada kejadian banjir yang menimpa warga di sekitar jembatan itu. Proyek jembatan ini dikerjakan tahun 2018 lalu. Oleh PT. Mulia Permai Laksono (MPL), beralamatkan di Jalan Selamet Riyadi RT 09 Nomor 54 Kecamatan Sungai Putri Kota Jambi, Provinsi Jambi. Total ada 66 peserta yang mendaftar untuk ikut tender proyek tersebut. Namun dari jumlah itu, hanya enam perusahaan yang memasukkan harga penawaran. Termasuk salah satunya PT. MPL. Dari pagu dana Rp 13,6 miliar, perusahaan kontraktor jawara ini mendapatkan kontrak dengan nilai kontrak Rp 11,8 miliar. Perjanjiannya, pekerjaan itu akan tuntas paling lambat di Desember 2018. Namun faktanya, hingga batas waktu yang sudah ditentukan, pekerjaan tidak kunjung selesai. Hingga ada tindakan dari pihak penyedia, dalam hal ini Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Bengkulu, dengan dilakukan pemutusan kontrak. Dengan pembayaran saat itu, informasinya baru dibayarkan sekitar Rp 6,04 miliar. Diduga kerugian negara yang diprediksi sekitar Rp 2 miliar itu, muncul akibat gagal konstruksi pada pembangunan jembatan di Air Punggur. Pasalnya jembatan itu tidak dapat digunakan sama sekali, alias total lolos atau disebut juga gagal total pembangunannya. Namun sejauh mana kebenarannya, informasinya ini tengah dilakukan pengusutan oleh penyidik Polda Bengkulu. Dan penyidik informasinya masih menunggu hasil audit kerugian Negara dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu. Gagal dibangun ditahun 2018, otomatis sepanjang tahun 2019, tidak ada kegiatan lanjutan untuk penyelesaian pembangunannya. Baru kemudian dialokasikan anggaran untuk penyelesaiannya, dengan pagu dana sekitar Rp 4,4 miliar, bersumber dari APBN tahun anggaran 2020. Dan ternyata, sampai sekarang, kegiatan untuk penyelesaiannya belum kunjung berjalan. Usut punya usut, proyek itu sudah sempat ditender, namun kemudian dilakukan tender ulang. Dan sampai kemarin, belum kunjung ada kejelasan. Dari penelusuran RB di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat, tidak didapati kondisi terkini dari tender ulang proyek tersebut. Hanya didapat tanggal 6 Oktober 2020, ditarget pelaksanaan penandatangan kontrak. Tapi hingga kemarin, RB tidak mendapati siapa pemenang lelang proyek tersebut. Dan sepertinya, proyek ini benar-benar ruwet lelangnya. Ini dapat dilihat dari berkali-kali dilakukan perubahan tanggal pada setiap tahapan lelang. Seperti tahap upload dokumen penawaran, perubahan dilakukan sampai 4 kali. Demikian juga dengan tahapan evaluasi administrasi, dilakukan sampai 5 kali. Tahap pembuktian kualifikasi juga diubah sampai 3 kali perubahan. Sejumlah pihak di Satker PJN Wilayah 1 Bengkulu, hingga berita ini disusun, terkesan menghindar saat dikonfirmasi mengenai penyelesaian pekerjaan pembangunan jembatan Menggiring besar CS. Meski dihubungi berkali-kali, mengaku tengah ada kegiatan. Dikonfirmasi diwaktu berikutnya, menyebut tengah mengikuti zoom meeting. Dilakukan janjian waktu yang pas untuk konfirmasi pun, dihubungi hingga tiga kali, tidak merespon sama sekali. “Saya lagi zoom meeting,” kata salah satu pengeloa kegiatan di Satker PJN Wilayah I Bengkulu, berinisial Um. Sedangkan salah seorang lainnya yang juga berwenang di Satker PJN Wilayah Bengkulu, Kamarudin, saat dikonfirmasi mengaku tengah mengikuti Diklat. Ia pun meminta untuk silakan bertemu langsung dengan Asisten Umumnya atau konfirmasi langsung dengan PPK yang berada di lapangan atau ke koordinator lapangan (Koorlap). “Ke kantor saja, ketemu asisten umum. Nanti biar dia yang menyampaikan. Kalau lagi di Mukomuko, langsung konfirmasi ke PPK-nya atau ke Koorlapnya, misal dengan Pak Ziqri,” kata Kamarudin. Sementara itu, Pengawas Jalan Mukomuko Satker PJN Wilayah I Bengkulu di Mukomuko, Ziqri, enggan berkomentar banyak. Ia meminta dikonfirmasi langsung ke Satker PJN Wilayah 1 Bengkulu di Kota Bengkulu. Ziqri tidak menampik, jika kegiatan untuk penyelesaiannya, dilelang dan juga dilakukan lelang ulang. Namun seperti apa perkembangannya, disebutnya tidak mengetahui. “Saya ini hanya pelaksana di lapangan saja. Tepatnya itu di Bengkulu,” kata Ziqri Sebelumnya Ziqri tidak menampik, bahwa kegiatan penyelesaian pembangunan itu lamban lantaran tengah dilakukan proses hukum oleh aparat penegak hukum. Sehingga ketika hendak dilelang, dikhawatirkan akan sulit dilaksanakan di lapangan. Mengingat belum tuntasnya proses penanganan hukum. Sementara itu, bagaimana dengan kondisi jembatan di dua lokasi di Kecamatan Pondok Suguh. Lubang-lubang jalan hendak melintasi jembatan ini, semakin menjadi. Tumpukan koral yang berserakan, membuat lubang dalam dan menganga besar. Sudah tidak terhitung jumlah pengendara motor yang jatuh. Sedangkan mobil yang rendah, kerap menyangkut saat melintas. Dan kondisi makin parah ketika hujan. Ruas jalan tersebut langsung menjadi kolam besar dan dalam di tengah jalan. Sedangkan jembatan di Pantai Abrasi Air Punggur, pengendara harus ekstra hati-hati. Karena harus melintasi jembatan darurat yang dibuat dari jembatan belly. Lantaran bangunan utama jembatan yang dibangun, tidak dapat dilintasi sama sekali. Sedangkan untuk di Polda Bengkulu, infromasi diperoleh, pengusutan proyek ini sudah masuk ke tahap penyidikan. Namun belum didapat informasi, penetapan tersangka dalam pengusutan tersebut. Turunnya penyidik Polda, setelah keluhan masyarakat dan juga diduga kuat terjadi gagal konstruksi alias total lost pada pekerjaan tersebut. Dengan fokus yang diusut, pekerjaan penggantian jembatan di Pantai Abrasi Air Punggur. Disebut kerugian neara capai Rp 2 miliar, karena di jembatan ini, terjadi total los, karena tidak dapat dimanfaatkan sama sekali. (hue) Nama Paket Proyek: Penggantian Jembatan Menggiring Besar CS Sumber Anggaran: APBN Tahun Anggaran 2018 Instansi: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Satker: Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Bengkulu Nilai Pagu Paket: Rp 13.619.190.000 Mulai Lelang: Februari 2018 Penetapan Pemenang: 15 Maret 2018 Kontrak: 26-29 Maret 2018 Peserta tender: 66 Perusahaan Peserta Masukkan Penawaran Harga: 6 Perusahaan Nama Perusahaan dan Harga PenawaranMangkrak, Proyek Sang Jawara, Kalahkan 65 Peserta Tender
Jumat 09-10-2020,17:17 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :