Mengunjungi Perajin Dol, Pembuatan Satu Dol Memakan Waktu 2 Bulan

Minggu 13-02-2022,16:28 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

Hampir setengah dari usianya, Sahrul (50) menekuni pekerjaan sebagai perajin dol. Pria lajang yang tinggal Jalan Anggut Bawah Kecamatan Ratu Samban ini sejak tahun 2000 hingga sekarang masih tetap tekun menggeluti usaha ini.

-FIKI SUSADI-

Kota Bengkulu DOL yang kerap ditampilkan dalam acara event Tabut atau acara-cara peresmian lainnya, ternyata diproduksi dalam waktu yang tidak singkat. Satu dol, proses produksinya bisa memakan waktu dua bulan.

Sahrul mengatakan, produksi dol dimulai dari memotong pohon kelapa bagian bawah atau bagian paling besar dari pohon kelapa. Setelah dipotong sesuai ukuran, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, selama dua bulan supaya benarbenar kering.

Proses pengeringan ini untuk memastikan tidak ada lagi penyusutan dari kayu kelapa tersebut.

BACA JUGA:  Deden Noy Kini, Setelah Terkenal dan Menerima Drum Langsung dari Idola Sehingga kulit sapi yang dipasangkan tidak melorot lagi. “Yang paling lama adalah pengeringan kayunya,” katanya.

Setelah kayu benar-benar kering, kemudian proses selanjutnya adalah pelobangan. Pelobangan ini juga tidak memiliki alat khusus, hanya menggunakan pahat. Untuk proses pelubangan ini, baik dol ukuran sedang maupun besar memakan waktu dua hari.

Setelah itu, baru masuk ke proses pendempulan, supaya serat kayu tertutup dan terlihat halus. Pendempulan dan pengamplasan ini memakan waktu dua hari.

Setelah itu baru disimpan digudang sampai ada yang memesan. “Ketika ada yang memesan kemudian proses perakitannya dilanjutkan lagi, mulai dari pengecatan hingga pemasangan kulit sapi yang hanya memakan waktu satu hari,” tuturnya.

Usaha Sendiri
Karena prosesnya yang rumit dan dikerjakan secara manual dengan penuh ketelitian, dol yang dijualnya pun tidak mengecewakan pelanggannya. Satu buah dol ukuran besar Rp 4 juta per unit, kemudian ukuran sedang Rp 2,5 juta per unit, dan ukuran kecil Rp 1,7 juta per unit.

BACA JUGA:   Angkutan Umum Makin Sulit, Bus Kecil Bisa Dikembangkan di Bengkulu “Saat ini stok dol yang ada digudang kurang lebih ada 100 unit,” tambah Sahrul. Selama 22 tahun menjadi perajin dol, sejak 2.000 lalu sudah 1.500 dol yang iya ciptakan. Mulai dari dol yang berukuran kecil, sedang hingga yang berukuran besar.

“Awalnya saya melihat teman usaha ini juga, kemudian saya memutuskan untuk membuka usaha ini secara mandiri,” ceritanya.

Sebelum Covid-19 melanda, dalam setahun dia bisa menjual lebih dari 100 unit dol. Tetapi sekarang tidak menentu. Karena permintaan yang turun.

Baca Selanjutnya>>>
Tags :
Kategori :

Terkait