SELUMA, rakyatbengkulu.com - Sejak kebijakan pemerintah melarang ekspor minyak CPO ke luar negeri menjelang lebaran dan sesudah lebaran untuk menstabilkan harga minyak goreng, malah berdampak pada persoalan harga tandan buah segar (TBS) sawit turun dratis.
Sementara harga minyak goreng, masih mahal di pasaran. Persoalan TBS sawit di Kabupaten Seluma sendiri, saat ini mulai dari harga anjlok mencapai Rp 1.000 perkilogram sejak menjelang lebaran. Padahal sebelumnya, mulai Maret 2022 harga TBS mencapai Rp 3.000 per Kg. BACA JUGA: Lahan Bersengketa, 40 Petani di Mukomuko Ditangkap Saat Panen Sawit Kemudian persoalan baru, saat ini muncul karena hampir seluruh toke sawit di Kabupaten Seluma menolak membeli TBS sawit dari petani. Mereka beralasan kondisi harga tidak stabil, dikhawatirkan akan merugi besar ketika membeli sawit dengan jumlah banyak. Selain itu, saat ini hampir seluruh pabrik CPO di Kabupaten Seluma membatasi pembelian. Alasannya, mesin boiler rusak, panel listrik terbakar dan lain sebagainya. “Untuk sementara tutup dulu menerima buah sawit, sampai waktu yang belum ditentukan. Karena banyak pabrik CPO yang alasan mesinnya rusak jadi belum bisa beroperasi,” kata salah seorang toke sawit di kecamatan Seluma Nizon. BACA JUGA: Gubernur Bengkulu Beri Sanksi Jika Pabrik CPO Turunkan Harga TBS Sawit Selain itu, salah satu toke sawit di Kelurahan Talang Saling Herwan Saleh menilai harga cenderung dimonopoli pihak pabrik CPO.Harga Anjlok, Toke Tolak TBS Petani
Sabtu 14-05-2022,11:01 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :