Untuk pengendaliannya, petani kelapa sawit dapat melakukan pengendalian secara mekanik. Cara ini dengan melakukan pengutipan ulat ataupun pupa di lapangan, kemudian dimusnahkan.
BACA JUGA:Dana DBH Sawit Kabupaten Mukomuko 90 Persen Digunakan untuk Infrastruktur, Menuai Kritikan
Selain itu, ada juga pengendalian yang disebut dengan cara hayati. Teknik pengendalian cara ini, petani kelapa sawit melakukan dengan penggunaan parasitoid larva seperti Trichogramma sp dan predator berupa Eocanthecona sp.
Petani kelapa sawit juga bisa melakukan pengendalian hayati dengan Penggunaan virus seperti Granulosis Baculoviruses, MNPV (Multiple Nucleo Polyhedro Virus).
3. Kumbang oryctes rhinoceros;
Serangan hama kumbang oryctes rhinoceros juga cukup membahayakan jika terjadi pada tanaman muda. Pasalnya, ketika serangan sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan mengakibatkan kematian.
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu! Begini Cara Mengatasi Rontok Bunga dan Buah Pada Tanaman Kelapa Sawit
BACA JUGA:Petani Wajib Pahami 3 Tahapan Pemupukan, Tanaman Kelapa Sawit Jadi Cepat Berbuah
Pengendalian kumbang oryctes rhinoceros dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, terutama di sekitar tanaman kelapa sawit.
Petani hendaknya memperhatikan sampah-sampah dan pohon yang mati di sekitar kelapa sawit hendaknya dibakar. Tujuan pembakaran tersebut agar larva hama mati.
Juga ada pengendalian secara biologi dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.
Kumbang oryctes rhinoceros yang membahaykan ini juga masuk kategori 5 hama sawit yang sangat merugikan menyerang tanaman kelapa sawit petani.
BACA JUGA:3 Jenis Bibit Kelapa Sawit Ini Jadi Andalan Petani, Kenali Sebelum Memutuskan Budidaya Kelapa Sawit
BACA JUGA:Bukan Daerah Penghasil Utama Sawit, Pemkab Rejang Lebong Terima DBH Sawit Rp5 Miliar
4. Penyakit Akar;