Dari ketentuan itu, sabu sama sekali dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
Artinya sabu juga tidak boleh digunakan untuk pengobatan, namun hanya boleh digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
BACA JUGA:7 Desain Pagar Rumah Minimalis, Mewah, dan Modern di Tahun 2024
BACA JUGA:Tren Terbaru 2024! Ini Dia Rekomendasi Warna Cat Tembok Rumah Minimalis
BACA JUGA:Ini 8 Tips Desain Rumah Minimalis Modern, Kedepankan Efisiensi, Utamakan Fungsi Perabot
Methamfetamin Pertama Kali Ditemukan
Untuk diketahui, bahwa sebelum menjadi salah satu jenis narkotika yang saat ini paling banyak disalahgunakan, methamfetamin awalnya hanyalah jenis obat yang dimaksudkan untuk penderita asma.
Mengacu pada Wikipedia, methamfetamin pertama kali ditemukan oleh ahli farmasi Jepang bernama Nagai Nagayoshi yang sedang melakukan riset di Universitas Humboldt, Berlin pada tahun 1871.
Pada risetnya, Nagayoshi mengisolasi senyawa efedrina dari tanaman Cina, Ephedra sinica, yang menimbulkan efek stimulan.
Senyawa Efedrina diharapkan dapat digunakan pada penderita asma, tetapi perusahaan farmasi di Jerman menolak memproduksi obat tersebut karena efeknya yang sama dengan adrenalin.
Dengan penolakan itu, memicu Nagayoshi meningkatkan efek efedrina menjadi metamfetamin.
Namun, saat risetnya sedang berlangsung kala itu Nagayoshi belum bisa membuat aplikasi praktis methamfetamin dan obat itu sempat terlupakan.
BACA JUGA:Bangun Rumah Minimalis Modern 6,5 x 9 Meter, Habiskan Berapa Kubik Bata Ringan? Ini Jawabannya !
Tidak berhenti di situ, ahli kimia asal Jepang bernama Akira Ogata pada tahun 1919 berhasil menemukan proses yang lebih mudah dan cepat untuk memproduksi kristal methamfetamin yang berasal dari formula efedrina milik Nagayoshi.