Fenomena Aneh di Antartika Bikin Peneliti Bingung, Mungkinkah Pertanda Kiamat Sudah Dekat?

Sabtu 30-03-2024,10:14 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Ana Mariyohana

BACA JUGA:Catat! Ini 10 Manfaat Apel Hijau yang Tak Terduga untuk Kesehatan Tubuh, Ketahui Kandungan Nutrisinya

Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan ini, mereka melakukan penelitian dengan cara Menelusuri sejarah iklim (ACC) melalui inti sedimen yang terbenam di dasar samudera.

Dengan pengumpulan inti sedimen ini dianggap sulit karena medan yang menantang bagi para penyelam. Namun para peneliti dari berbagai negara berhasil mengumpulkan beberapa sampel inti sedimen dari Antartika tersebut.

Dengan menganalisis inti sedimen tersebut, para peneliti berharap dapat menemukan bukti-bukti sejarah iklim yang dapat membantu menjawab apakah peningkatan kecepatan angin terkait dengan pemanasan global akibat aktivitas manusia.

BACA JUGA:Sudah 3 Hari Gunung Marapi Kembali Meletus, Masyarakat Diharapkan Waspada

Jadi, inti dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara peningkatan kecepatan angin dengan pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia, dengan menggunakan data sejarah iklim yang terkandung dalam inti sedimen di dasar samudra.

Hubungan antara suhu bumi dan konsentrasi karbon di atmosfer (ACC) berdasarkan informasi yang diberikan. Jutaan tahun lalu, ketika suhu Bumi lebih dingin, ACC makin kuat.

Pada masa lalu, ketika suhu Bumi lebih rendah, proses-proses alami seperti penyerapan karbon oleh lautan dan vegetasi cenderung lebih lambat.

BACA JUGA:Habis Kontrak, Megawati Pamit dari Red Sparks, Ucapkan Ini Sebagai Salam Perpisahan

Dalam kondisi suhu yang lebih rendah, karbon yang tersimpan dalam bentuk es, permafrost, dan sumber-sumber lain cenderung tidak terlepas ke atmosfer.

Akibatnya, konsentrasi karbon di atmosfer (ACC) menjadi lebih tinggi saat suhu Bumi lebih dingin.

800.000 tahun terakhir, ACC makin kuat ketika suhu Bumi memanas.

Dalam 800.000 tahun terakhir, terjadi peningkatan suhu global akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.

BACA JUGA:8 Model Teras Rumah Minimalis untuk Suasana Lebaran, Bikin Tamu Betah Berkunjung

Peningkatan suhu ini menyebabkan karbon yang sebelumnya tersimpan dalam es, permafrost dan sumber-sumber lain terlepas ke atmosfer.

Selain itu, pemanasan global juga dapat mengurangi kemampuan lautan dan vegetasi untuk menyerap karbon, sehingga konsentrasi karbon di atmosfer (ACC) meningkat.

Kategori :