Lalu, Ali Akbar pun menjawab "mencari keridhoan Rasulullah SAW lebih aku kehendaki dan itu telah sedemikian dekat untuk ku capai".
Kemudian setelah menolak perjanjian damai dengan pasukan ibnu Sa'ad.
Ali Akbar pun memulai peperangan dan berkata " Aku adalah Ali bin Hussein, demi Ka'bah aku bersumpah, kami lebih layak mengatasnamakan Rasulullah SAW, Aku bersumpah atas nama Allah bahwa keturunan Pezina tidak akan menjadi pemimpin atas kami, aku akan membunuhmu dengan pedang dan aku mendukung ayahku dengan pedang dari generasi Hasyim dan Quraisy".
BACA JUGA:Dzuljannah, Kuda Setia Imam Hussein bin Ali yang Tetap Setia hingga Akhir Hayat
Selanjutnya Ali Akbar pada serangan pertama terhadap pihak musuh melakukan secara bergantian dari kanan ke kiri bahkan sampai maju ke tengah-tengah pasukan musuh.
Namun tidak ada yang mampu melumpuhkan dan menahan serangannya.
Diketahui Ali Akbar putra Imam Hussein ini berhasil menjatuhkan 120 penunggang kuda yang tewas ditangannya.
Oleh karena kehausan yang teramat sangat dirasakannya menyebabkan tenaganya terkuras dan tidak berdaya lagi sehingga bisa dilumpuhkan oleh musuh.
Untuk mengembalikan tenaganya dia kembali ke ayahnya dan menyampaikan kehausan yang dirasakannya.
BACA JUGA:Kisah Ali Zainal Abidin as Sajjad, Anak Imam Hussein yang Lolos dari Maut Saat Peristiwa Karbala
Imam Hussein sendiri tidak bisa berkata apa-apa karena dia juga merasa kehausan, "marilah dekatkan lidahmu" kata Imam Hussein. Pada saat Ali Akbar menjulurkan lidahnya, imam hussein menyentuhkan lidahnya sendiri dan kemudian menyentuh lidah putranya.
Adapun maksud tindakan Imam Hussein ini untuk menunjukkan kalau lidahnya sendiri justru lebih kering dari lidah putranya.
Lalu selanjutnya Imam Husein menyerahkan cincinnya dan berkata,
"Masukan cincin ini ke mulutmu, aku yakin kau tidak akan lama lagi berjumpa dengan Kakekmu, dan dia akan menghilangkan rasa hausmu".
Oleh karena rasa haus yang tidak mampu lagi ditahannya.
Sehingga tenaga Ali Akbar pun melemah, melihat kondisi tersebut, Murrah bin Munqadz berkata, "Dosa kaum arab ada dipundakku, kalau aku tidak berhasil membuat ayahnya bersedih".