2. Tionghoa Semarang
Keunikan lainnya dalam pernikahan Chindo Semarang mereka dengan keturunan Chinese yang banyak ditinggali dan salah satu terbesar di Indonesia datang pada abad ke-15.
Dahulunya nenek moyang Chinese tidak memperbolehkan istrinya untuk dibawa ke Indonesia sehingga mereka banyak menikahi warga pribumi.
Kemudian pengaruh budaya tentunya menjadi satu, sehingga di Semarang memiliki karya seni Warak Ngendhog yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa, Arab dan Jawa.
Biasanya budaya Warak Ngendhog ini dimainkan pada saat Dugderan saat festival menyambut Ramadhan untuk kemeriahan dan menjadi upaya dakwah.
3.Tionghoa Surabaya
Chindo di Surabaya ini juga terbesar di Indonesia, hampir diantara masyarakatnya merupakan keturunan Chinese, penduduk lokal hidup rukun dan berkembang di Surabaya.
Banyak sekali pengaruh budaya Chinese di Surabaya termasuk pada makanannya, diantaranya Kuliner kue tok, lumpia rebung, cakwe peneleh, sampe Tauwa (kembang tahu).
Chindo Surabaya juga pake bahasa dialek khas yakni pencampuran dari dialek Hokkian dan bahasa Jawa sehingga terkadang bahasa yang mereka keluarkan khas sekali di telinga.
4. Tionghoa di Kalimantan
BACA JUGA:Baca Buku Sekarang! Ini Manfaat Membaca untuk Kesuksesan di Usia Muda
Tionghoa di Kalimantan juga menjadi banyak sekali peradaban yang tinggal disana, dengan kota yang terkenal keturunan chindonya yakni Singkawang.
Salah satu suku tertua yakni dayak punan juga menjadi metamorphosa peradaban daratan China di Indonesia sehingga berkembang pesat di Kalimantan bukan hanya di Singkawang.
Hampir di seluruh daerah Kalimatan sudah menjadi tempat tinggal keturunan chindo dengan berbagai klenteng yang umurnya sudah ratusan tahun menjadi saksi sejarah disana.