BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Chindo merupakan pencampuran keturunan Chinese dengan orang pribumi yang bercampur dalam ikatan pernikahan sehingga menghasilkan keturunan.
Keturunan Indonesia dan Tionghoa ini disebut dengan Chindo, berikut ini keunikan Chindo keturunan Chinese di berbagai wilayah Indonesia yang menarik untuk diketahui.
Dalam catatan sejarah kedatangan masyarakat dataran Chinese ke Indonesia di abad ke-4 dan ke-7 tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia yang kemudian berkembang.
Menetap dan menduduki tanah Indonesia sebagaimana negerinya sendiri kemudian menjadi warga negara Indonesia dan terjadilah banyak sekali pernikahan dengan bangsa pribumi.
BACA JUGA:Tips dan Trik Sukses dengan Cara Membangun Jaringan yang Kuat di Usia Muda
Dengan budaya yang saling melengkapi antara satu dan lainnya membuat perkembangan masyarakat Chinese di Indonesia semakin marak dan juga memiliki kekhasan sendiri dalam raut rupanya.
Masyarakat Tionghoa ini biasanya tercermin dalam wujud mata sipit, putih dengan rambut lurus yang mereka punya dan hidung yang tidak terlalu mancung dan tidak pula pesek.
Terus bermetamorphosa dengan perkawinan dan iklim lingkungan di Indonesia sehingga menjadi lebih sedikit pribumi, namun masih ada unsur orientalnya sehingga dapat ditebak.
Berikut ini keunikan Chindo keturunan Chinese di berbagai wilayah Indonesia yang menarik dikutip dalam instagram Cettamandarin:
BACA JUGA:Hati-hati! Penggunaan Makeup Kadaluarsa Sangat Berbahaya, Bisa Sebabkan Iritasi Bahkan Lebih Parah
1. Tionghoa Padang
Chinese datang ke daerah Sumatera Barat ini dalam sistem perdagangan pada abad sekitar ke-17, menurut sejarahnya yang tercatat mereka bersosialisasi dengan masyarakat pribumi.
Diantara pedagang ini ada yang kemudian menjalin kasih sehingga akhirnya menikah dengan perempuan Minangkabau, kemudian menetap tinggal menjadi warga negara Indonesia.
Tentunya banyak sekali akulturasi budaya yang saling bertukar sehingga menambah keunikan dari budaya Indonesia misalnya di Padang ada tradisi melempar beras kunyit.
Tradisi melempar beras kunyit ini dipernikahan Chindo Padang untuk mengusir roh jahat yang ada, serta tema pernikahan yang berwarna emas dan merah menjadi kebudayaan Chindo Padang.