BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu mengungkapkan bahwa suhu panas yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh penguapan yang tinggi.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu, Anang Anwar, menjelaskan bahwa sedikitnya tutupan awan memungkinkan sinar matahari langsung mencapai permukaan bumi, meningkatkan energi konvektif dan peluang terbentuknya awan hujan.
"Suhu saat ini disebabkan oleh penguapan yang tinggi dan sedikitnya tutupan awan, sehingga matahari langsung mencapai permukaan bumi. Energi konvektif yang besar meningkatkan peluang terbentuknya awan hujan," kata Anang Anwar dikutip antaranews.com, Senin, 27 Mei 2024.
BACA JUGA:Cuaca Sangat Panas di Bengkulu Capai 32 Derajat Celsius, Warga Diimbau Waspada Bakar Sampah
Suhu panas di Bengkulu mencapai rata-rata 33,9 derajat Celsius, terjadi sejak pagi hingga malam, bahkan saat hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Anang mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi informasi mengenai suhu tinggi tersebut.
"Konsumsi air putih dan buah untuk mencegah dehidrasi, serta kurangi aktivitas di luar ruangan," sarannya.
BMKG Bengkulu memprediksi bahwa peralihan cuaca dari El Nino ke La Nina akan terjadi pada Juli hingga Agustus 2024.
BACA JUGA:Waspada! BMKG Bengkulu Prediksi Peralihan Cuaca ke La Nina pada Juli 2024
"Pada Mei hingga Juni 2024, kita memasuki masa peralihan atau netral, dan pada Juli serta Agustus akan mulai masuk fenomena La Nina, meskipun tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.
El Nino, yang merupakan kondisi pemanasan suhu Samudera Pasifik bagian timur, menyebabkan suhu permukaan laut di Indonesia lebih dingin, sehingga wilayah ini menjadi kering dengan curah hujan yang sedikit.
Sebaliknya, La Nina menyebabkan curah hujan yang tinggi dan iklim basah, dengan suhu laut di Pasifik bagian barat lebih hangat, mengalirkan uap air ke wilayah tersebut.
Anang menambahkan bahwa El Nino dan La Nina tidak mempengaruhi musim hujan dan kemarau secara langsung, tetapi kedua fenomena ini mempengaruhi cuaca.
Saat La Nina terjadi, jumlah ikan di laut meningkat karena melimpahnya nutrisi, namun juga berpotensi menyebabkan banjir jika terjadi pada musim hujan.