Turunnya harga sayuran, dan naiknya harga pupuk kandang ditambah lagi belum turunnya pupuk bersubsidi, disebut Ramadit berpengaruh terhadap musim tanam.
Dimana para petani sayuran terpaksa membeli pupuk non subsidi.
BACA JUGA:Warna Keberuntungan Shio Ular di Tahun Ular Kayu 2025
BACA JUGA:Warna Keberuntungan Shio Monyet di Tahun Ular Kayu 2025
Dan biasanya menggunakan kohe ayam, terpaksa membeli pupuk kandang sekam tai ayam karena harganya lebih murah.
"Naiknya harga pupuk kandang dan belum turunnya pupuk bersubsidi jelas mempengaruhi modal awal untuk budidaya tanaman sayuran, belum lagi harga sayuran yang mulai turun," kata Ramadit.
Sementara itu, melihat banyaknya keluhan petani mulai naiknya pupuk kandang dan belum turunnya pupuk bersubsidi, Ramadit berharap adanya solusi dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong.
BACA JUGA:Upaya Pemkot Bengkulu Atasi Inflasi dan 'Panic Buying' di Bengkulu dengan Layanan Ini
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Menjadi yang Tercepat Salurkan Dana Desa di Bengkulu
"Kami sebagai petani, susah mendapatkan pupuk bersubsidi meskipun kuota pupuk bertambah. Apa penyebabnya belum diketahui. Terus masalah harga sayuran yang fluktuatif dan saat harganya murah juga tidak ada solusi yang signifikan dari pemerintah daerah. Jadi kami juga berharap adanya perhatian sehingga saat harga murah kami tidak terlalu merugi," demikian Ramadit.