Sebab, dengan usia yang masih sangat belia untuk membina hubungan rumah tangga kerap membuat pasangan masih belum dapat berpikir logis dan dewasa.
Dengan kondisi emosi anak yang belum stabil akan membuat mereka sangat mudah terbawa emosi, ego, serta amarah.
Akhirnya, masalah yang muncul tidak mendapat solusi dan penyelesaian melalui diskusi dan komunikasi.
Melainkan lebih sering menggunakan kekerasan.
BACA JUGA:4 Keunggulan Menggunakan Meja Dapur Granit, Perawatan Mudah hingga Tahan Terhadap Noda
BACA JUGA:3 Bahan Dapur untuk Mencerahkan Wajah, Dapat Digunakan Sehari-hari
Risiko pihak wanita mengalami kekerasan seksual pada hubungan rumah tangga, sama tingginya saat melakukan pernikahan dini.
Terutama pasangan yang tinggal jauh dari orang tua dan memiliki jarak usia yang terpaut jauh.
3. Risiko tingkat ekonomi yang rendah
Selain memicu risiko kekerasan, pernikahan dini juga dapat memicu masalah perekonimian.
Kondisi ini disebabkan karena masa muda yang seharusnya diisi dengan belajar dan mengembangkan kemampuan diri.
Agar dapat memperoleh masa depan yang cerah, dibatasi dengan kewajiban dengan mengurus rumah tangga dan membesarkan anak.
BACA JUGA:Perhatian! Beberapa Bahan Dapur dan Alat Masak Ini Bisa Meledak, Jangan Masuk Oven
BACA JUGA:5 Cara Menyimpan Bumbu Dapur agar Tahan Lama, Masakan pun Tetap Lezat
Menikah bukanlah perkara yang sederhana dan mudah.
Setiap pasangan peharus benar-benar matang secara fisik, emosi, dan mental.