Kisah Letnan Hiroo Onoda, Prajurit Jepang Terakhir yang Menyerah Setelah Perang Dunia II

Selasa 17-09-2024,14:51 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

BACA JUGA:Kisah Akhir Hayat Gajah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit yang Dikepung Pasukan Elite

BACA JUGA:Raffi Ahmad 5 Kali Umroh Tidak Pernah Bayar? Begini Kisahnya

Beberapa warga Filipina yang terkena dampak dari serangan gerilya Onoda menuntut pertanggungjawaban atas tindakan-tindakannya. 

Presiden Filipina saat itu, Ferdinand Marcos, memberikan grasi kepadanya, karena menganggap Hiroo Onoda hanya menjalankan perintah selama perang.

Setelah kembali ke Jepang, Hiroo Onoda mengalami kesulitan beradaptasi dengan kehidupan modern. 

Ia kemudian pindah ke Brasil dan menjalani kehidupan sebagai peternak sapi selama beberapa waktu. 

BACA JUGA:Kisah Penguasa Wanita Terakhir di Kerajaan Majapahit

BACA JUGA:Kisah Penderita HIV Sembuh Berkat Vitamin D, Ini Penuturan Dokter Henry Suhendra

Hiroo Onoda juga mendirikan sekolah pelatihan bertahan hidup bagi anak-anak muda di Jepang.

Hal ini untuk mengajarkan keterampilan yang sudah membantunya bertahan selama bertahun-tahun di hutan.

Hiroo Onoda meninggal dunia pada tanggal 16 Januari 2014 di usia 91 tahun.

Kisah Hiroo Onoda menggambarkan kesetiaan luar biasa terhadap negara dan kewajiban sebagai prajurit. 

BACA JUGA:Kisah Aria Wiraraja, Sukses Memprovokasi Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Kediri serta Melenggang Menjadi Raja

BACA JUGA:Kisah Islami, Seorang Sahabat Nabi Daud yang Ditunda Kematiannya oleh Allah SWT

Dalam satu sisi, ia dipandang sebagai simbol dedikasi dan disiplin militer yang kuat, yang tidak mudah menyerah atau kehilangan semangat meskipun menghadapi kesulitan luar biasa. 

Di sisi lain, keengganannya untuk percaya bahwa perang telah berakhir memunculkan pertanyaan tentang dampak indoktrinasi militer dan isolasi informasi.

Kategori :