RAKYATBENGKULU.COM - Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai, yang sekarang populer sebagai salah satu sumber protein nabati.
Meskipun tempe terkenal di seluruh dunia, asal-usulnya erat kaitannya dengan budaya kuliner Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Sejarah Awal Tempe
Tidak ada catatan pasti kapan tempe pertama kali dibuat, tetapi tempe telah ada di Pulau Jawa selama ratusan tahun.
Beberapa ahli menduga bahwa tempe berasal dari sekitar abad ke-16 masehi hingga ke-18 masehi pada masa kolonial Belanda.
BACA JUGA:Enaknya Maknyus! Berikut Resep Masakan Tahu Tempe Rumahan yang Menyehatkan
BACA JUGA:4 Tips Membuat Tempe Mendoan Gurih dan Lezat, Garing Lebih Lama
Namun, ada juga bukti yang menunjukkan bahwa proses fermentasi untuk membuat makanan seperti tempe sudah dilakukan oleh masyarakat Jawa jauh sebelum kedatangan Belanda.
Pengaruh Kuliner Tiongkok
Beberapa sejarawan kuliner berpendapat bahwa teknik fermentasi mungkin diperkenalkan oleh imigran Tiongkok yang telah lama menetap di Indonesia.
Dalam budaya Tiongkok, teknik fermentasi digunakan dalam pembuatan berbagai produk seperti tauco dan kecap.
Namun, tempe sendiri berbeda dari produk fermentasi kedelai lain, seperti tahu, yang lebih umum di Tiongkok.
BACA JUGA:Resep Masakan Serba Tempe yang Menyehatkan, Dijamin Mantul dan Bikin Suka Makan
BACA JUGA:7 Manfaat Tempe Busuk yang Jarang Disadari, Nyesal Seumur Hidup Kalau Dibuang
Proses Fermentasi Tradisional
Tempe dibuat melalui proses fermentasi biji kedelai yang dimasak dan diinokulasi dengan kapang Rhizopus oligosporus.
Fermentasi ini mengubah kedelai menjadi makanan yang lebih mudah dicerna dan kaya nutrisi, termasuk protein, vitamin B12, dan berbagai enzim bermanfaat.
Di Jawa, pembuatan tempe dilakukan secara tradisional dalam bungkus daun pisang, yang memberikan aroma dan rasa khas.