Menumbuhkan Kepercayaan Internasional di Tengah Krisis Global

Senin 28-10-2024,08:41 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

BACA JUGA:Ritual Pagi untuk Kesehatan Mental: Mulai Hari dengan Pikiran Positif

Forum Air Sedunia (WWF) 2024

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam sebuah acara menyambut WWF pada 1 April menyebut bahwa berdasarkan hasil dari banyak analisa lembaga iklim dunia, kondisi iklim dan cuaca saat ini terus mengalami ketidakpastian, salah satunya akibat belum terkendalinya pembuangan gas rumah kaca CO2 di atmosfer.

Kondisi ketidakpastian tersebut mengakibatkan timbulnya cuaca ekstrem; baik kekeringan maupun hujan di atas kenormalan rata-rata yang dampaknya tidak hanya membuka peluang timbulnya degradasi sosial-kesehatan masyarakat tetapi juga mempengaruhi kondisi finansial atau ekonomi suatu negara.

Untuk itulah, agenda WWF digelar dengan banyak negara di dunia sebagai upaya untuk mengatasi dampak dari tantangan perubahan iklim.

Adapun WWF yang digelar di Bali tersebut juga menghasilkan deklarasi tingkat menteri, dengan poin-poin kesepakatan yang mencakup langkah untuk menjaga dan menggunakan sumber air secara berkelanjutan; mengajukan Hari Danau Sedunia; dan mengajukan Center of Excellence Water and Climate Resilience di Asia Pasifik.

BACA JUGA:IKKB Kota Bengkulu Solid Dukung Paslon DISUKA untuk Menangkan Pilkada

BACA JUGA:Heboh Kasus Kematian Mendadak Kerbau di Bengkulu Tengah, Dinas Pertanian Turun Tangan Periksa Penyebab

Selanjutnya juga disepakati langkah untuk memperkuat kapabilitas pemangku kepentingan dalam akses air bersih dan sanitasi; memperkuat akses air bersih dan sanitasi bagi semua orang; memberdayakan perempuan, anak, lansia, penyandang disabilitas dan masyarakat lokal dalam mengatasi persoalan air; serta memperkuat pengurangan risiko bencana.

Para delegasi juga sepakat untuk meningkatkan upaya dalam menghadapi tantangan di bidang energi, keamanan pangan, kemiskinan dan migrasi; meningkatkan pendidikan, inovasi, penelitian dan transfer teknologi di sektor air, serta membuat rencana aksi, khususnya terkait pendanaan menghadapi perubahan iklim.

HLF-MSP/IAF

Sementara itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kerja sama pembangunan dengan negara-negara Afrika, Indonesia juga menyelenggarakan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak/Forum Indonesia-Afrika (HLF-MSP/IAF) yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024.

Pergelaran forum tersebut menghasilkan beragam kerja sama dengan nilai total mencapai 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp53,6 triliun).

BACA JUGA:Program KB Gratis Diminati Ratusan Warga Mukomuko, Implan dan Pil Paling Favorit

BACA JUGA:7 Manfaat Daun Pecah Beling, Tanaman Apotik Hidup yang Menyehatkan di Pekarangan Rumah

Berdasarkan Data Kementerian Luar Negeri pada 3 September, kesepakatan yang dicapai mencakup kerja sama pada bidang kesehatan, energi, industri strategis, pupuk dan teknologi pertanian.

Kesepakatan pada bidang kesehatan dengan Kenya, Ghana dan Afrika Selatan yang nilainya sebesar 94,2 juta dolar AS (sekitar Rp1,44 triliun) antara lain dalam bentuk registrasi produk, distribusi dan pemasaran produk farmasi, serta pembelian dan transfer teknologi produksi vaksin.

Kesepakatan energi senilai 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp21,4 triliun) dengan Namibia dan Tanzania dilakukan melalui kerja sama eksplorasi gas alam, serta pembangunan infrastruktur kelistrikan.

Kategori :