"Ngga lama pas ngumpul di kamar almarhum masih cari sepatu. Umi ditelepon, sempat jatuh nangis, langsung cabut. Aku feeling langsung ke depan rumah, duduk di sofa, langsung nangis, nggak tahu kenapa," ujar Abidzar.
BACA JUGA:Hubungan Kim Sanha dan Yoon Ju Won Terungkap di Depan Kang Hae Jun, Family By Choice Episode 13-14
BACA JUGA:Bawaslu Provinsi Bengkulu Tindaklanjuti Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN Menjelang Pilkada 2024
Kabar duka akhirnya datang, dan Abidzar bersama keluarganya langsung menuju rumah sakit. Di sana, ia melihat tubuh ayahnya yang sudah terbungkus kain putih.
"Almarhum udah ditutupin, tapi Mama aku lagi teriak-teriak, akhirnya Mama aku lihat aku terus bilang, ‘Abi pegang, masih anget.’ Tapi udah selesai dibawa ke ruang jenazah dan aku nyalahin diri aku sendiri atas kematian," ujar Abidzar dengan suara bergetar.
Abidzar menyesali keinginannya untuk membeli sepatu yang dianggapnya menjadi penyebab ia tidak bisa melarang ayahnya untuk pergi.
"Tapi emang karena sepatu, Bang, sampai nggak bisa melarang Papaku motoran," tambahnya.
BACA JUGA:Pecah Tangis Kim Sanha di Depan Kang Hae Jun Usai Obat Penenang Ditemukan dalam Family By Choice
BACA JUGA:Paula Verhoeven Menangis Usai Sidang Perceraian, Begini Penyebabnya
Sepuluh tahun setelah kejadian itu, Abidzar akhirnya berhasil membeli sepatu bola yang sangat diinginkannya.
"Harganya tinggi banget dan memang nggak dijual di Indo. Akhirnya aku beli sepatu bola itu karena sepatu dendam," tuturnya.