Tanah longsor yang terjadi di jalan nasional di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, misalnya, kerap memutus akses penghubung menuju Kabupaten Kepahiang.
BACA JUGA:HP Samsung RAM 4GB: Solusi Smartphone Terbaik untuk Multitasking dan Hiburan Tanpa Hambatan
BACA JUGA:Usai Pilkada 2024, Saksikan Film Guna-Guna Istri Muda, Begini Sinopsisnya
Pada Januari 2024, kejadian longsor menyebabkan jalanan tidak bisa dilalui selama beberapa hari.
"Kejadian seperti ini tidak hanya menghambat transportasi, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan," kata Herwan.
Wilayah lain yang juga rawan adalah Desa Talang Ratu, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Longsor yang terjadi pada April 2024 merusak jalan provinsi sepanjang 100 meter hingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Kepala BPBD Kabupaten Lebong, Tantami, mengatakan meski telah dilakukan perbaikan dengan membuka jalur baru, mitigasi jangka panjang tetap diperlukan.
"Kerusakan jalan ini membutuhkan anggaran besar dan koordinasi dengan pemerintah provinsi," ujarnya.
BACA JUGA:Family By Choice 2 Episode Terakhir, Bagaimana Restu Ayah Kim Sanha dan Ayah Yoon Ju Won?
Kondisi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Lebong dengan Rejang Lebong ini hampir setiap musim hujan selalu tertimbun tanah longsor, tebing yang berada di sisi kiri dan kanan jalanan ini menjadi rapuh, mudah tergerus dan runtuh saat hujan deras turun dalam waktu lama.
Selain rawan bencana tanah longsor wilayah Kabupaten Lebong juga menjadi langganan banjir akibat meluapnya Sungai Ketahun.
Banjir ini tidak hanya merusak pemukiman penduduk juga infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan maupun sarana prasarana umum, juga lahan pertanian masyarakat.
Permasalahan lainnya yang menjadi ancaman serius ialah banjir, terutama di wilayah bantaran sungai dan dataran rendah.
BACA JUGA:Manfaat Ubi dengan Berbagai Jenis Warna yang Patut Diketahui Bagi yang Sedang Diet
BACA JUGA:Darurat Sampah di Kepahiang, Armada Terbatas, TPST Nyaris Over Kapasitas