BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pemerintah Provinsi Bengkulu meluncurkan rencana aksi mitigasi dan penanganan risiko bencana untuk tahun 2025.
Fokus utama program ini adalah mengurangi dampak bencana gempa bumi, banjir, dan tanah longsor yang sering melanda wilayah tersebut.
"Rencana aksinya terutama fokus pada upaya pengurangan risiko terhadap bencana yang sering terjadi di Provinsi Bengkulu, yakni gempa kemudian banjir dan longsor. Karena rawan gempa, kami juga memasukkan fokus pengurangan risiko jika terjadi bencana tsunami," ujar Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni pada Selasa 31 Desember 2024 dikutip Antaranews.com.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, BPBD Bengkulu telah menyusun dokumen strategi pengurangan risiko dan penanggulangan bencana.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Sambut Tahun Baru dengan Santunan untuk 1.132 Anak Yatim
Dokumen ini akan menjadi pedoman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan diusulkan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.
Dokumen tersebut mencakup berbagai upaya mitigasi, mulai dari penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam kebencanaan, penyediaan peralatan kesiapsiagaan dan peringatan dini, hingga peningkatan literasi masyarakat terkait bencana alam.
"Kita berharap ke depan tidak terjadi bencana alam, tapi kita juga harus bersiap mencegah dan mengurangi risiko kalau terjadi bencana," tambah Herwan.
Pentingnya kesiapsiagaan ini tak lepas dari karakteristik geografis Bengkulu yang rawan bencana.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Imbau Warga dan Pedagang Durian Jaga Kebersihan di Malam Tahun Baru
BACA JUGA:Pemkab Rejang Lebong Siap Gelar Festival Durian Langka Varietas Unggul Lokal ke-2 pada Januari 2025
Data BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang mencatat bahwa sepanjang Januari hingga awal Desember 2024, wilayah ini telah diguncang gempa bumi sebanyak 1.438 kali.
Fenomena tersebut dianggap normal karena Bengkulu berada di zona subduksi, tempat pertemuan lempeng tektonik yang rawan pergeseran.
Bengkulu menghadapi berbagai bencana besar sepanjang 2024. Longsor yang terjadi beberapa kali memutus jalur lintas nasional dari dan ke Kota Bengkulu-Lubuk Linggau, serta jalur lintas Kabupaten Rejang Lebong-Lebong.