Tuntutan Kerja Berlebihan di Indonesia, Dampak Overtime dan Fenomena Palugada bagi Kesehatan Mental Karyawan

Rabu 15-01-2025,13:17 WIB
Reporter : Hellen Yuliana
Editor : Febi Elmasdito

2. Kecemasan Berlebih

Tidak hanya burnout, tuntutan kerja yang berlebihan juga bisa memicu kecemasan berlebih.

Ketika pekerja merasa terus-menerus berada dalam tekanan untuk memenuhi ekspektasi yang tidak realistis atau menangani semua permintaan, rasa cemas dan khawatir pun meningkat. 

Kecemasan ini dapat mengganggu konsentrasi, kualitas tidur, bahkan hubungan interpersonal karyawan di luar tempat kerja.

3. Depresi

Puncaknya, kondisi seperti burnout dan kecemasan yang terus-menerus tidak ditangani dapat berkembang menjadi depresi. 

Depresi kerja biasanya ditandai dengan perasaan tertekan, kehilangan minat terhadap pekerjaan atau kehidupan sosial, serta perasaan tidak berharga. 

BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu, Ini Cara Merawat iPhone Agar Tetap Awet!

BACA JUGA:Cara Menghadapi Perubahan dengan Positif, Mengubah Tantangan Menjadi Peluang?

Dampak ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga perusahaan yang akan kehilangan karyawan produktif.

Tuntutan kerja yang berlebihan, baik itu melalui overtime yang berlarut-larut maupun budaya palugada, memang dapat memberikan tekanan psikologis yang berat bagi pekerja. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mulai memperhatikan kesejahteraan mental karyawan, dengan memberikan batasan waktu kerja yang jelas, serta mendukung keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. 

Sebuah lingkungan kerja yang sehat akan menghasilkan karyawan yang lebih produktif dan bahagia.

Kategori :