BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Ekonomi Bengkulu berada di persimpangan jalan seiring dengan penurunan tajam nilai ekspor pada 2024.
Ketergantungan pada batu bara, cangkang sawit, dan lintah membuat provinsi ini rentan terhadap fluktuasi pasar global.
BACA JUGA:7 Cara Mengecilkan Pori-Pori Besar Tanpa Perawatan Mahal di Rumah
BACA JUGA:Hati-Hati Penggunaan Pembersih Toilet: Bisa Membuat Estetika Keramik Rusak dan Merugikan
Sementara potensi komoditas unggulan seperti kopi, teh, dan CPO masih belum dioptimalkan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor Bengkulu pada Desember 2024 hanya mencapai 17,14 juta USD, anjlok 24,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan merosot 36,40 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun neraca perdagangan masih surplus 16,88 juta USD, tren ini mengkhawatirkan karena surplus tersebut juga menurun tajam 37,38 persen dibandingkan Desember 2023.
BACA JUGA:Tersiksa! 5 Tips Ampuh Menyiasati Craving Gula yang Susah Dihindari
BACA JUGA:Sudah Rajin Menggunakan Skincare, Wajah Masih Kusam? Ini Penyebabnya
Menurut Kepala BPS Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME, ketergantungan terhadap sektor pertambangan harus segera dikurangi sebelum dampaknya semakin parah.
"Kita punya potensi besar dari kopi, teh, dan CPO, tetapi ekspornya masih tercatat di daerah lain. Jika tidak ada strategi diversifikasi, ekonomi Bengkulu akan terus melemah," tegasnya.
Selain itu, ancaman penutupan tambang batu bara semakin nyata, yang dapat memperburuk kondisi ekonomi Bengkulu jika tidak diimbangi dengan penguatan sektor alternatif.
BACA JUGA:Sedang Konflik, Cobain 10 Cara Mengisi Tangki Cinta Suami Agar Makin Harmonis!
BACA JUGA:Manifestasi Keberuntungan Berdasarkan Shio, Cara Mudah Menarik Hoki di Bulan Ini!
Pemprov Bengkulu didorong untuk segera mengambil langkah konkret agar komoditas lokal tidak hanya menjadi pelengkap ekspor daerah lain, melainkan benar-benar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.