
Di sisi lain, lembaga pemeringkat Moody’s mengeluarkan pernyataan pada Selasa (25/3), menyebutkan bahwa kekuatan fiskal AS sedang menuju penurunan berkelanjutan dalam beberapa tahun mendatang akibat meningkatnya defisit anggaran dan beban utang yang semakin tidak terkendali.
Dari sektor konsumsi, data terbaru menunjukkan adanya penurunan tingkat kepercayaan konsumen di AS.
Indeks kepercayaan konsumen turun ke level 92,9 pada Maret 2025, yang merupakan posisi terendah sejak Februari 2021.
BACA JUGA:Perawatan Tepat: Cara Membedakan Gatal Biasa dengan Gatal Akibat Diabetes
Dampak Terhadap Bursa Saham Global
Meskipun terdapat berbagai tantangan ekonomi, bursa saham AS masih mampu mencatatkan penguatan pada perdagangan terakhir.
Indeks S&P 500 naik 0,16 persen atau 9,08 poin menjadi 5.776,65, Nasdaq Composite bertambah 0,46 persen atau 83,16 poin ke 18.271,86, sedangkan Dow Jones Industrial Average sedikit meningkat 0,01 persen atau 4,18 poin ke 42.587,50.
Sementara itu, di kawasan Asia, pergerakan pasar bervariasi. Indeks Nikkei Jepang menguat 158,81 poin atau 0,59 persen ke level 37.939,61.
Di sisi lain, indeks Shanghai mengalami koreksi sebesar 9,75 poin atau 0,29 persen ke posisi 3.379,52. Bursa saham Kuala Lumpur mengalami kenaikan 8,99 poin atau 0,59 persen ke 1.522,81, sementara indeks Straits Times di Singapura naik 12,60 poin atau 0,32 persen ke level 3.967,13.
Dengan berbagai sentimen ini, investor di pasar saham Indonesia diharapkan tetap mencermati perkembangan global dan domestik, terutama terkait kebijakan perdagangan serta data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.