RAKYATBENGKULU.COM – Warga di 3 desa Kecamatan Seluma Utara, yakni Desa Lubuk Resam, Sinar Pagi dan Talang Empat, terus menyuarakan keluhan mereka terhadap kondisi jalan utama yang hingga kini belum juga dibangun secara permanen.
Jalan tanah kuning yang menjadi satu-satunya akses penghubung antardesa itu kini kian memprihatinkan, terutama saat musim hujan tiba.
Berdasarkan pantauan warga, jalan tersebut dipenuhi lumpur tebal dan genangan air, sehingga kendaraan roda dua maupun empat kerap terjebak di tengah perjalanan. Tidak jarang warga harus saling bantu mendorong kendaraan agar bisa melewati jalur tersebut.
Saripudin (60) warga Desa Lubuk Resam menyampaikan keluhan tersebut.
BACA JUGA:Kaur Gerakkan Masyarakat Hidup Sehat, Targetkan Zero TBC Lewat Program Cek Kesehatan Gratis
BACA JUGA:Dinsos Bengkulu Utara Coret 3.501 Nama dari Daftar BLT, Ini Alasannya
“Kami tidak menuntut muluk-muluk, cukup dikoral dulu saja. Kalau dibiarkan, jalan ini makin rusak dan tidak bisa dilewati sama sekali. Sekarang saja kalau hujan, motor sering terjebak di lumpur,” katanya dikutip KORANRB.ID.
Saripudin menjelaskan, ruas jalan tersebut sangat vital bagi masyarakat karena menjadi jalur utama pengangkutan hasil pertanian, seperti karet, kopi dan sawit.
Namun akibat kerusakan yang semakin parah, banyak warga kesulitan menjual hasil bumi mereka ke pasar.
Menurutnya, jika akses jalan lancar, masyarakat akan dapat ebih mudah menjual hasil bumi.
Namun, dalam kondisi jalan seperti sekarang, aktivitas ekonomi warga jadi terhambat.
Hal senada disampaikan Ujang (45) warga Desa Sinar Pagi, yang menilai kondisi jalan berlumpur bukan hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga berpotensi menimbulkan kecelakaan.
BACA JUGA:Minim Anggaran, Pemkab Bengkulu Tengah Bakal Gelar Latsar CPNS Secara Online
“Sudah beberapa kali kendaraan tergelincir karena licin. Kalau dibiarkan terus, bisa menimbulkan kecelakaan,” ujarnya.