BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu kembali menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode November 2025 sebesar Rp 3.330 per kilogram.
Keputusan ini dihasilkan melalui Rapat Penetapan Harga TBS yang digelar di Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Senin 10 November 2025.
Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, menegaskan bahwa subsektor perkebunan, terutama kelapa sawit, merupakan salah satu penopang utama perekonomian daerah.
Ia mengingatkan agar seluruh perusahaan sawit di Bengkulu mematuhi ketetapan harga yang telah disahkan pemerintah.
BACA JUGA:Anggaran Habis, Penanganan ODGJ di Mukomuko Terpaksa Menunggu Tahun 2026
“Keberadaan perkebunan kelapa sawit menjadi primadona. Ada enam kabupaten yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit. Karena itu, pemerintah harus hadir dalam melakukan pemantauan dan evaluasi harga sawit, terutama demi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Mian menambahkan, penetapan harga bukan hanya formalitas, melainkan komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan antara pelaku usaha dan petani.
“Ini menjadi peringatan dini. Tolong harga yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi semua perusahaan,” tegas Mian.
Rapat penetapan harga TBS ini rutin digelar sebagai wadah koordinasi antara pemerintah, petani, perusahaan, dan instansi terkait untuk memastikan stabilitas harga sawit di tingkat provinsi.
BACA JUGA:Satpol PP Bengkulu Pastikan Relokasi Pedagang Pasar Minggu Tanpa Tekanan
BACA JUGA:Dua dari 67 Kelurahan Siap Bangun, Bengkulu Percepat Pembangunan Gerai Koperasi Merah Putih
Melalui kebijakan harga yang transparan dan terukur, diharapkan kesejahteraan petani meningkat serta hubungan kemitraan dengan perusahaan semakin harmonis.
Kadis TPHP Bengkulu juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan pengawasan lapangan guna memastikan seluruh perusahaan menerapkan harga sesuai ketetapan.
Langkah ini penting agar tidak ada pihak yang dirugikan, terutama petani sebagai ujung tombak produksi kelapa sawit di Bengkulu.